GAZA (Panjimas.com) – Warga Palestina menyatkan ketidaksetujuannya jika para pejuang Hamas dan kelompok pejuang sipil melucuti senjatanya di hadapan tentara Zionis Israel, dan tidak melakukan perlawanan kembali kepada Zionis.
Hal itu dilontarkan 57 persen warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat karena pemimpin Hamas di Gaza, Ismail Haniyeh menegaskan bersedia untuk melucuti senjata kelompok-kelompok pejuang sipil jika tentara Zionis Israel juga dilucuti senjatanya.
“Jika Hamas menyerah, tank-tank Israel akan melalui rumah kami lagi seperti saat Intifada,” tegas salah satu warga kota Gaza, Abu Kareem seperti dilansir Al Jazeera, pada Sabtu (22/11/2014).
Ayah tiga anak ini menambahkan, beberapa tahun lalu ia menentang perlawanan bersenjata. Tapi pandangannya berubah sejak mortir Palestina memaksa mereka meninggalkan Gaza.
Menurut Abu Kareem, sejak perang yang memanas beberapa bulan lalu, 51 warga sipil Gaza mendukung para pejuang Hamas dan kelompok-kelompok lokal yang bersenjata untuk melawan kebiadaban Zionis Israel. Sebab, perundingan damai antara Zionis Israel dan Palestina gagal.
Sementara itu, Hamas mencatat lebih 2.130 warga Palestina syahid dalam serangan keji, brutal dan biadab Zionis Israel bulan Juli-Aagustus 2014 lalu, 1.800 unit rumah hancur dan 110 ribu orang masih mengungsi di Gaza. Tercatat pula sebanyak 67 tentara Zionis Israel tewas bersama empat warga sipil Israel.
Guru besar hukum Islam di Gaza, Zyad Miqdad mengatakan, ia juga keberatan dengan sikap Hamas yang ingin melucuti senjata kelompok lokal. Dalam temuan Miqdad, seharusnya masyarakat Palestina bersama-sama harus mempertahankan diri menggunakan semua cara, salah satunya dengan senjata.
Sebaliknya, pengamat politik Palestina, Ibrahim al-Madhoun meyakini bahwa seluruh pejuang Palestina tidak akan pernah membiarkan pelucutan itu terjadi. “Pelucutan hanya dapat terjadi dalam kasus kekalahan dan Palestina dalam perlawanannya belum dikalahkan,” tegasnya. [Muhajir/rol]