PALESTINA (Panjimas.com) – Komandan militer Zionis Israel, Mayor Yair (31 tahun) mengakui telah membantai anak-anak Gaza Palestina dengan drone (pesawat tanpa awak) pada saat serangan militer Israel ke wilayah Jalur Gaza pada bulan Juli-Agustus 2014 lalu atau awal Ramadhan 1435 H.
Yair mengaku bersalah ketika menjatuhkan bom dari drone mata-mata yang membunuh anak-anak di Jalur Gaza saat perang beberapa bulan lalu. Ia mengaku salah memberikan perintah dalam mengendalikan drone mata-mata. Sehingga bom dijatuhkan di area yang terdapat banyak anak di Jalur Gaza.
Penggunaan drone dalam perang memicu kontroversi, karena menargetkan orang-orang tanpa ada risiko bagi yang mengendalikannya. Anehnya, data yang diriis Telegraph pada Rabu (19/11/2014) malam menyatakan jika 65 persen dari operasi udara militer Israel di Jalur Gaza dilakukan oleh pesawat tanpa awak.
“(Bayangkan) anda harus membuat perintah (serangan) hidup dan mati dalam hitungan detik. Anda melihat itu. Anda harus mengembangkan keterampilan mental,” kata Yair.
“Kami melakukan kesalahan. Tapi itu wajar. Orang-orang membuat kesalahan. Kami belajar dari kesalahan tersebut. Anda akan melihat ada wajah tersenyum setelah insiden di mana anak-anak tewas,” lanjut pengakuan Yair.
“’Tak satu pun dari kita ingin berada dalam posisi di mana seseorang melakukan kesalahan-kesalahan ini. Kita belajar dan mencoba untuk menghindari hal ini, sebanyak yang kita bisa,” imbuh dia.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, dari 2.192 warga Palestina di Gaza yang jadi korban meninggal akibat serangan keji dan biadab Zionis Israel pada bulan Juli-Agustus 2014 lalu, sebanyak lebih dari 519 adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Data itu merupakan catatan resmi PBB. [Muhajir/snews]