JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) memastikan pemerintah segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencana pengumuman tersebut menurut JK akan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah kembali dari lawatannya ke sejumlah negara.
Menurut Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika, keputusan pemerintah tersebut akan menjadi yang pertama kali dalam sejarah Indonesia, di mana kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan di saat harga minyak dunia justru sedang terjun bebas.
“Selama ini kenaikan harga BBM itu belum pernah dilakukan saat harga minyak dunia turun, jadi ini pertama kali dan aneh,”ucap Kardaya Warnika di Warung Daun, Jakarta, pada Sabtu (15/11/2014) seperti dilansir Liputan6.
Kebijakan yang direncanakan akan diambil pemerintah Jokowi tersebut di luar prediksi mantan Dirjen Migas itu maupun para pengamat migas lainnya. Pasalnya, selama ini pemerintah justru menurunkan harga BBM di saat harga minyak dunia juga turun.
Contohnya, China yang menurunkan harga jual BBM di SPBU pada 1 November 2014 lalu. Ini adalah ketujuh kalinya sejak bulan Juli, China menurunkan harga BBM-nya karena harga minyak mentah internasional terus merosot.
“Memang indikator perubahan harga BBM itu ada dua, selain harga minyak dunia juga karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tapi (kenaikan harga BBM –red) ini tidak relevan,” tegasnya.
Dirincikannya, selisih harga minyak dari yang tercantum di APBN-P 2014 dengan harga minyak sekarang yang ada di kisaran US$ 74,29 per barel sebesar 30 persen. Sementara di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah dijelaskannya sebesar 5 persen.
“Kalau di-balance itu masih ada sisa penurunan 25 persen. Ini kemana? Jadi saya perkirakan pemerintah akan menurunkan, ternyata malah tidak,” papar mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia tersebut.
Untuk itu, Presiden Jokowi diminta untuk lebih transparan terkait berapa harga minyak sebenarnya yang ada saat ini, dan memaparkan alasan kenaikan harga BBM kepada masyarakat. [GA]