SYAM (Panjimas.com) – Kekuatan dari segi finansial maupun militer yang dimiliki Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS) membuat rezim Syi’ah Iraq tidak bisa menghadapi peperangan sendirian melawan IS dengan jumlah personil tentara yang terbatas.
Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Jenderal Martin Dempsey menyatakan, rezim Syi’ah Iraq masih mengalami kesulitan untuk membendung keperkasaan para mujahidin IS berperang di medan tempur. Dempsey mengatakan, Iraq membutuhkan sebanyak 80 ribu tentara untuk merebut kembali wilayah mereka.
Sebagaimana diberitakan Reuters, pada Jum’at (14/11/2014), Presiden AS Barack Obama sudah memerintahkan kepada militer Amerika untuk segera mengirim pasukan non perang ke Iraq guna menghadapi IS. Namun, langkah tersebut ternyata tidak cukup.
“Kami membutuhkan sekira 80 ribu kompeten pasukan keamanan Irak merebut kembali wilayah yang hilang, khususnya Kota Mosul, untuk mengembalikan perbatasan,” demikian pernyataan Dempsey, yang juga ketua Gabungan Kepala Staf, di sidang kongres.
Dempsey menjelaskan, permintaan dari rezim Syi’ah Iraq untuk mendatangkan pasukan Amerika lebih banyak ke Iraq akan membantu melatih pasukan tambahan yang dibutuhkan untuk berperang melawan IS dengan segala cara yang akan ditempuh. [GA/okz/intgn]