GAZA (Panjimas.com) – Rabu sore waktu Gaza, manajemen radio suara palestina mendapat surat resmi yang disampaikan oleh kementrian kesehatan Palestina di Gaza City, melalui juru bicara Menteri Kesehatan Gaza dr Asraf.
Rumah sakit syifa adalah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza juga Rumah Sakit pertama di bangun pada tahun 1942, baru kali ini mereka mengalami kondisi krisis yaitu 1200 orang pasien kekurangan makanan, pada hari Jum’at (7/11/2014).
Perusahaan yang dulunya bekerja sama dengan manajemen Rumah Sakit, terpaksa gulung tikar karena pihak Rumah Sakit Syifa sedang kewalahan menutupi biaya konsumsi atau makanan sehari-hari bagi pasien yang di rawat di Rumah Sakit Syifa.
Kondisi yang dialami oleh pihak Rumah Sakit Syifa saat ini, kendala utamanya adalah semakin berkurangnya donasi yang mereka terima, ditambah lagi dengan kondisi pintu perbatasan Rafah yang hingga kini belum di buka.
Untuk mencegah terjadinya kekuarangan makanan kian berlanjut bagi pasien, maka mereka butuh dana untuk membeli bahan makanan bagi pasien, tentu bekerja sama dengan perusahaan penyuplai makanan bagi pasien di Rumah Sakit Syifa. Selain krisis makanan, mereka juga sedang mengalami krisis obat-obatan.
Dengan demikian, mereka menghimbau kepada Umat Islam serta LSM atau NGO di seluruh dunia khususnya NGO Indonesia dan pemerintah Indonesia agar peduli akan nasib 1200 pasien yang sedang terancam kekurangan makanan, tegas Menkes Jalur Gaza Palestina. [Abdillah Onim]