JAKARTA (Panjimas.com) – Pakar Anti Komunis, Ustadz Alfian Tanjung mengungkap hal mencengangkan tentang dugaan gerakan komunis di balik kemenangan Jokowi.
Hal itu disampaikan Ustadz Alfian Tanjung yang mengungkapkan bahwa lingkungan tempat tinggal Jokowi di Solo dikenal sebagai Basis Revolusioner.
“Jokowi secara pribadi memang tidak bisa distigma sebagai sosok PKI, tetapi kampungnya, secara historis lingkungan tempat tinggalnya di Solo itu memang Basrev, Basrev itu Basis Revolusioner, itu sudah diketahui banyak orang,” kata Ustadz Alfian Tanjung usai menjadi pembicara Majelis Taqarrub Ilallah (MTI), di Masjid Abu Bakar Siddiq, Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Sabtu (25/10/2014).
jargon yang dimunculkan persis seperti pada tahun 1963-1964, pada tahun itu jargon yang muncul bunyinya; ‘Nasakom adalah Kita’ jadi silahkan dipahami sendiri, jargon atau idiom apa yang mirip digunakan Jokowi
Ia juga menyampaikan dalam kampanye Jokowi ada idiom yang menurutnya mirip dengan idiom saat kampanye PKI.
“Yang jadi persoalan adalah ketika kampanye Jokowi itu ada idiom, jargon yang dimunculkan persis seperti pada tahun 1963-1964, pada tahun itu jargon yang muncul bunyinya; ‘Nasakom adalah Kita’ jadi silahkan dipahami sendiri, jargon atau idiom apa yang mirip digunakan Jokowi,” bebernya.
Bahkan, Ustadz Alfian Tanjung juga menyebut adanya dugaan orang-orang yang menggunakan kaos bergambar palu arit saat mengawal kampanye Jokowi.
“Pada saat kampanye Pilpres itu bisa dilihat ada orang-orang yang mengawal kampanye menggunakan kaos berlogo palu arit terutama di daerah-daerah basis seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur,” ungkapnya.
Intinya, kata Ustadz Alfian Tanjung kemenangan Jokowi dalam Pilpres menjadi kegembiraan bagi kaum Komunis.
“Yang jelas kemenangan Jokowi menjadi kegembiraan di kalangan keluarga besar PKI secara nasional,” tuturnya. [AW]