JAKARTA (Panjimas.com) – Ditemani Wapres Jusuf Kalla (JK), Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya pada hari Ahad sore tanggal 26 Oktober 2014 mengumumkan dan memperkenalkan nama menteri yang akan mengisi pos susunan kabinet yang kemudian diberi nama “Kabinet Kerja” di halaman belakang Istana Negara.
Pengumuman susunan kabinet dan pengenalan para menteri yang terbilang cukup lama sejak Jokowi-JK dilantik pada hari Senin 20 Oktober 2014 itu, atau 6 hari setelah Jokowi-JK dilantik jadi Presiden dan Wapres, Jokowi menghadirkan para menterinya yang seragam dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam.
Sejumlah pihak langsung mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang memilih nama-nama menteri yang mempunyai rekam jejak “kotor”, khususnya dalam hal terlibat kasus korupsi. Salah satu contohnya adalah Mantan Ketua Tim Transisi Jokowi-JK, Rini Soemarno.
Rini Soemarno diduga terlibat sejumlah kasus korupsi seperti kasus korupsi penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan sejumlah kasus korupsi lainnya.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) di era Megawati Soekarno Putri itu bahkan juga pernah diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Rini waktu itu diperiksa Kejaksaan Tinggi terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset pabrik guna Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Tak hanya kasus korupsi penerbitan SKL BLBI dan penjualan aset pabrik RNI, Rini juga pernah diperiksa oleh Panitia Kerja (Panja) Komisi I DPR terkait proses imbal dagang pesawat jet tempur Sukhoi, helikopter, dan peralatan militer Rusia.
Ditengarai kuat, dalam proses imbal dagang itu telah terjadi kerugian negara. Rini yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Astra Internasional itu disebut oleh DPR melakukan pelanggaran UU Pertahanan dan UU APBN.
Ketua KPK, Abraham Samad sebelumnya mewanti-wanti Presiden Jokowi supaya tak memilih calon menteri yang telah mendapat tanda merah oleh pihaknya dan PPATK. Jika dipaksakan, Abraham menyebut umur sang menteri tidak akan bertahan lama. Selain itu, Abraham pun tak segan menyebut kabinet Jokowi kotor jika masih memaksakan nama yang mendapat tanda merah itu masuk dalam susunan kabinetnya. [GA/dbs]
BERITA TERKAIT: