SELANGOR, MALAYSIA (Panjimas.com) – Malaysia akhir-akhir ini sedang diguncang oleh sejumlah issue yang melehkan para ulama. Setelah beberapa waktu lalu kalangan anti Islam menyebar sebuah video seks yang diduga merupakan seorang ulama dan dai terkenal Malaysia, kini pelecehan terhadap ulama kembali terjadi.
Para mufti atau ulama di Selangor Malaysia mengecam dan marah dengan tindakan penyebaran sejumlah foto anjing yang berjubah dan bersorban. Tindakan itu dianggap sebagai penghinaan dan pelecehan, tidak hanya kepada para ulama, namun juga bentuk penistaan terhadap Islam dan umat Islam.
Salah satu ulama Malaysia yang marah dengan beredarnya foto-foto tersebut adalah Mohamad Tamyes Abdul Wahid, mufti Selangor. Foto-foto yang beredar di media sosial (sosmed) di Malaysia itu merupakan ulah orang-orang dan pihak yang tidak bertanggung jawab dan anti terhadap Islam.
”Ini benar-benar tindakan menjijikkan, tidak menghormati ulama. Mereka menunjukkan protes dengan membuat gerakan yang menghina seperti ini, tetapi mereka tidak berani berhadapan dengan ulama dan berdebat tentang masalah ini,” katanya, seperti dikutip kantor berita Bernama, pada Jum’at (24/10/2014).
Munculnya foto-foto itu, diduga sebagai buntut polemik aksi menyentuh anjing dari sejumlah masyarakat Muslim di negara itu. Gerakan menyentuh anjing yang berlangsung beberapa hari lalu itu memicu kontroversi, karena anjing dianggap hewan peliharaan yang rawan mengeluarkan cairan najis, terutama dari air liurnya.
Mohamad Tamyes mengatakan, umat Islam di Malaysia tidak bisa menyentuh anjing, karena hewan itu tidak pernah diizinkan untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan di Malaysia. Sebaliknya, anjing hanya diizinkan untuk dikandangkan yang setiap saat digunakan untuk berburu atau menjadi hewan penjaga.
”Jika kita tetap berpelukan seperti hal (memeluk) kucing dan membawanya ke rumah kita, itu haram dan malaikat rahmat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing,” jelasnya. [GA/snews]