SOLO (Panjimas.com) – Pada hari Kamis (16/10/2014) pekan lalu, salah seorang mujahidin Daulah Islamiyyah atau Islamic State (IS) asal Indonesia dikabarkan syahid bersama dengan puluhan mujahidin IS lainnnya saat bertempur dengan pasukan sosialis komunis Kurdi.
Dalam pemberitaan media massa yang beredar, ada 20 mujahidin IS yang gugur syahid dan 3 diantaranya berasal dari Indonesia ketika tentara komunis Kurdi dari Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG) melakukan serangan di basis Daulah Islamiyyah di wilayah barat Kota Ras al-Ain, Hasakah, Suriah, Kamis kemarin.
Seseorang dengan akun @yunus4akca7 (Yunus al-Kurdistanî) di jejaring sosial twiter memposting sejumlah foto-foto paska penyerangan tentara Kurdi di Serekaniye (Ras Al-Ain). Di dalam foto-foto itu, ada foto belasan jenazah mujahidin Daulah Islamiyyah yang gugur dan 2 (dua) foto senjata rampasan.
Selain itu terdapat 2 buah telepon genggam, KTP (Kartu Tanda Pengenal), SIM C (Surat Izin Mengemudi) atas nama Ridwan (26 tahun). Alamat: Semangi, Pasar Kliwon RT 04 RW 04 Surakarta. Tempat, Tanggal/Lahir: Sragen, 23-11-1988. Tinggi: 165 Cm. Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa.
Untuk mengetahui lebih detail tentang sosok Ridwan, wartawan Panjimas.com (PM) pada Selasa (21/10/2014) petang akhirnya menelusuri alamat yang tertera dalam SIM C tersebut. Awalnya, wartawan PM sedikit kesulitan mencari rumah Ridwan karena ada kesalahan penulisan RW. Ternyata yang benar adalah, Ridwan tinggal bersama orang tuanya di daerah Semanggi RT 04 RW 06, bukan RW 04.
Setelah sampai ke rumah orang tua Ridwan yang tepat berada di belakang Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi Solo, wartawan PM yang ditemani 2 orang aktivis Islam Solo diterima oleh ayah Ridwan, Joko Lelono (53 tahun) dan 2 adik laki-laki Ridwan.
Saat wartawan PM mengkonfirmasi apakah foto dan identitas yang ada di SIM C yang beredar luas di media massa itu adalah anaknya, pria yang akrab disapa Lono itu mengatakan iya. “Jika melihat foto dan identitas tersebut, benar itu anak saya, Ridwan,” tegasnya kepada wartawan Panjimas.com dengan wajah tegar.
Lono pun kemudian menceritakan sedikit tentang sosok putranya tersebut. Ridwan merupakan anak pertamanya dari 5 bersaudara, 3 laki-laki dan 2 wanita. Ridwan lahir di Sragen dan pernah menempuh Sekolah Dasar (SD) serta Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Muhammadiyah di Kota Solo. Setelah lulus dari MTs pada tahun 2004, Ridwan kemudian melanjutkan study ke salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Boyolali, Jawa Tengah.
Usai lulus dari Ponpes sekitar tahun 2009, Ridwan kemudian menghabiskan waktu 1 tahun untuk menjalankan tugas pengabdian atau istilahnya Wiyata Bakti sebagai pengajar di Ponpes tersebut. Setelah menyelesaikan masa tugasnya, Ridwan Kemudian menjadi pengajar di salah satu Ponpes di Aceh selama 1 tahun.
Setelah itu, Ridwan kemudian balik ke Jawa untuk menerima tawaran mengajar di salah satu Ponpes di Semarang, sembari berwirausaha dengan berjualan dompet serta tas dari bahan kulit. “Nah, saat ngajar di Semarang itu, kalau gak salah sekitar tahun 2012, Ridwan sering ke Solo minimal 2 bulan sekali. Sebab dia kulakan disini (Solo –red) lalu dijual ke Semarang,” ungkap Lono.
Lono menjelaskan tidak tau menahu soal aktivitas Ridwan saat berada di luar rumah. “Ridwan dimata kami, sebagai putra tertua saya, dia anak yang sholeh dan bertanggung jawab. Saya gak pernah tanya aktivitas dia. Tapi sebagai orang tua, saya mesti selalu mendoakan yang terbaik bagi dia saat berada di luar,” ujarnya.
Terakhir kali melihat Ridwan, lanjut Lono, adalah sekitar satu bulan sebelum bulan Ramadhan 1435 H atau awal bulan Juni 2014 M. “Terakhir kali saya ketemu Ridwan kalau tidak salah sebelum Ramadhan kemarin. Saat itu dia bilang dan minta doanya, katanya mau ngajar di Medan. Sudah, itu yang terakhir,” jelasnya.
Saat diminta tanggapannya oleh wartawan PM soal kabar yang beredar terkait Ridwan, Lono menegaskan jika putranya selama ini dikenal sebagai sosok yang rajin melakukan amal sholeh dan selalu teguh pendiriannya dalam berjuang di jalan Allah.
“Kalau Ridwan anak saya disana (di Suriah –red) emang sabilillah (berjuang di jalan Allah –red), saya ikhlas. Insya Allah anak saya syahid, dan semoga Allah meridhoi amal sholehnya selama ini,” tandasnya. [GA]
BERITA TERKAIT: