SOLO (Panjimas.com) – Ustadz Ali Basmul, seorang dai yang cukup terkenal di kota Solo menjadi korban tabrak lari dan penganiayaan. Insiden ini sebenarnya sudah terjadi sepekan lalu, tepatnya hari Ahad 12 Oktober 2012. Namun rasa sakit di dada dan lebam-lebam yang ada di tubuh ustadz Ali Basmul masih terasa.
Ditemui di kediamannya di Kedunglumbu, Pasar Kliwon, Solo, ustadz yang berasal dari ormas Al Irsyad ini menceritakan kronologis kejadian.
Pada hari Ahad 12 Oktober 2014, selepas Maghrib, ustadz Ali Basmul berangkat menuju kawasan Bekonang untuk mengisi pengajian rutin.
“Sampai di jembatan Mojo sudah mulai gelap, 100 meter setelah jembatan tahu-tahu ada sepeda motor dari arah depan dengan lampu mati. Tiba-tiba sepeda motor ini seperti berbelok dan menabrak saya dari samping,” terang ustadz Ali.
Setelah ditabrak, ustadz Ali jatuh menimpa sepeda motornya. Ia kemudian merasa lemas dan pingsan.
Sambil menunjuk dada sebelah kanannya, ustadz Ali mengatakan “saya kesakitan tapi tidak ada bekas (luka) apa-apa. Saya mau bangun nggak kuat, terus ada yang njejak (nendang) kepala saya”, tambahnya.
Ustadz Ali pingsan sampai tiga kali. Pada saat tidak sadar itu ia merasakan kepalanya seperti dibentur-benturkan. Padahal saat ditabrak, ia hanya jatuh diatas sepeda motornya dan kepalanya tidak terbentur.
Ia kemudian menunjuk bagian pipi kanan, dan kepala bagian belakang dan mengatakan “disini ini memar dan ada bekas pasir-pasirnya”. Ustadz Ali mengaku, memang saat kecelakaan itu dirinya tidak mengenakan helm.
“Saat pingsan yang kedua, seperti ada yang memukuli saya”. Anehnya di dekat tempat kecelakaan itu ada tempat potong rambut, namun dua orang di tempat potong rambut tersebut diam saja dan tidak berusaha menolong ustadz Ali. Bahkan ketika ustadz Ali sudah mulai tersadar dan berusaha menghubungi kerabat melalui telepon seluler yang ia bawa, dua orang pria di tempat potong rambut tersebut juga diam saja, seolah tidak melihat apa-apa padahal kejadian tepat di depannya.
Akhirnya ada seseorang yang lewat dan berusaha menolong ustadz Ali.
Tangan Ustadz Ali Menggenggam Botol Minuman Keras. “Akhirnya saya bisa berdiri dengan sempoyongan. Tapi tiba-tiba di tangan ini pegang botol. Terus saya tanya ke orang yang menolong saya.” “Ini apa?” tanya ustadz Ali, orang itu menjawab “Lho nggak tahu, bukan punya ustadz?” orang itu malah bertanya balik.
Setelah tutup botol itu dibuka, ternyata isinya alkohol. Ustadz Ali Basmul kaget bukan main, dia baru saja ditabrak, kepalanya dipukuli saat pingsan, dan ketika bangun di tangan kirinya tiba-tiba memegang botol berisi alkohol.
“Di botol itu ada gambar seperti bendera dan isinya (alkohol) sudah berkurang sepertiganya,” kata ustadz Ali.
Akhirnya botol itu ia buang dan ustadz Ali dibawa ke rumah sakit Kustati untuk diberikan pertolongan.
Tempat kecelakaan ustadz Ali Basmul ini hanya berjarak kurang dari 500 meter dari sentra pembuat minuman keras jenis CIU di kawasan Bekonang.
Pulang dari rumah sakit, ustadz Ali Basmul tidak berniat melaporkan kejadian yang ia alami ke kantor Polisi. Namun ustadz Ali mengatakan, sejumlah jamaah masjid saat ini sudah berupaya mencari informasi tentang kecelakaan ini. Hanya saja setelah seminggu kejadian, belum ada titik terang siapa pelaku penabrakan tersebut. [Ahmad]