JAKARTA (Panjimas.com) – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Muhammad Najih menyatakan bahwa pernyataan Ketum GP Anshor Nusron Wahid yang menjiplak ucapan Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa Ayat Konstitusi di atas Ayat Suci mengandung KEKUFURAN.
Putra Tokoh Besar Dewan Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair ini menilai pernyataan tersebut sangat gegabah dan ngawur. “Pernyataan tersebut jelas mengandung kekufuran, karena tidak mengakui relevansi Al-Qur’an”, tegasnya kepada wartawan, pada Kamis (16/10/2014).
“Hanya orang gila yang mampu mengeluarkan perkataan tersebut. Inilah salah satu didikan Gus Dur sang bapak pluralisme,” tandas tokoh senior NU ini. Rupanya Nusron, lanjut Gus Najih, tambah gila dan stres karena dipecat Golkar dan tidak jadi dilantik menjadi anggota DPR.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, menanggapi pernyataan Ketua GP Anshor Nusron Wahid dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One pada hari Selasa 14 Oktober 2014 yang mengatakan bahwa “Ayat Konstitusi di atas Ayat Al-Qur’an”, maka secara spontan Ketua Majelis Syura DPP FPI KH Syeikh Misbahul Anam yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan jika Nusron Wahid mati tidak usah dibacakan surat Yasin sebagaimana tradisi warga NU.
“Kepada semua anggota GP Anshor di seluruh Indonesia sesuai “Fatwa” Ketumnya, maka mulai besok jangan baca Ayat Al-Qur’an tapi baca saja Ayat Konstitusi, dan kalau sekarat atau mati maka jangan dibacakan Yasin, tapi bacakan saja Ayat Konstitusi,” tegas KH Anam. [GA/kbrn]
BERITA TERKAIT: