LONDON (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, Philip Hammond kepada parlemen menyatakan akan segera memulai mengerahkan sejumlah pesawat tanpa awak atau drone miliknya yang ditempatkan di Afghanistan untuk memerangi Daulah Islamiyyah atau Islamic State (IS) di Iraq.
Pesawat Reaper yang dikendalikan dari jarak jauh akan mendukung pengamatan, pengintaian serta intelijen bagi pasukan Iraq serta koalisi salibis internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) yang mengambil bagian dalam operasi penyerangan terhadap IS di Iraq utara.
Pesawat-pesawat tak berawak itu juga akan meluncurkan bom dan peluru-peluru kendali. Ini akan menjadi pertama kalinya bagi Inggris untuk mengerahkan pesawat-pesawat Reaper di luar Afghanistan. Inggris sendiri akan menarik seluruh pasukan tempurnya tahun 2014 ini dari Afghanistan.
“Kita sedang menjalani proses untuk mengerahkan lagi beberapa pesawat Reaper kita yang dikendalikan dari jarak jauh dari Afghanistan ke Timur Tengah,” kata Hammond, pada Kamis (16/10/2014), seperti diberitakan AFP.
Inggris sebelumnya telah mengerahkan jet-jet tempur Tornado milik Angkatan Udara Kerajaan (RAF), yang melancarkan serangan bom terhadap target-target strategis yang dimiliki IS. Namun hingga kini belum jelas keberhasilan dari serangan tersebut.
“Kurang lebih 20-30 persen wilayah berpenduduk di Iraq kemungkinan berada di bawah kendali ISIL. Membebaskan wilayah itu dari ISIL merupakan tantangan jangka menengah, yang akan diukur dalam waktu berbulan-bulan dan bertahun-tahun, tidak dalam hitungan hari dan pekan,” kata Hammond.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon mengatakan, “Kemampuan pengamatan yang dimiliki Reaper akan membantu mengawasi situasi, membuatnya menjadi aset tak ternilai bagi pemerintah Iraq serta sekutu-sekutu koalisi”.
“Jika operasi-operasi perlu dilakukan, Reaper punya kemampuan untuk melengkapi serangan-serangan yang telah dilakukan oleh Tornado-Tornado RAF,” tambah Fallon. Reaper yang buatan Amerika itu biasanya dipersenjatai dengan dua bom Paveway yang dikendalikan laser serta empat peluru kendali Hellfire untuk melakukan serangan dengan ketepatan tinggi.
Kementerian Pertahanan juga mengatakan sekelompok kecil infantri Inggris telah menghabiskan waktu sepekan untuk memberikan pelatihan bagi pasukan sekuler Kurdi yang saat ini juga sedang bertempur dengan Daulah Islamiyyah dalam menggunakan senjata-senjata mesin yang diberikan Inggris bulan lalu. [GA/Ant]