RAMALLAH (Panjimas.com) – Pemimpin Fatah yang juga Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pada Sabtu (18/10/2014) mengatakan ingin mempertahankan dialog dengan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) guna menyelesaikan upaya rujuk dan mengakhiri pertikaian kedua belah pihak di dalam tubuh Palestina.
Penegasan Abbas itu dikeluarkan saat peresmian Dewan Revolusione, Partai Fatah di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. “Dialog kami dengan HAMAS akan berlanjut sampai perujukan penuh dicapai,” tegasnya seperti diberitakan Xinhua, pada Ahad (19/10/2014) pagi.
“Kesepakatan terakhir yang kami capai dengan HAMAS dilandasi atas dua masalah utama, pembentukan pemerintah persatuan dan penyelenggaraan pemilihan umum,” kata Abbas. Ia merujuk kepada pembentukan pemerintah konsensus yang diambil sumpahnya pada Juni.
Sementara itu, Abbas mengatakan bahwa Jerusalem Timur adalah prioritas utama pemimpin Palestina, dan mengungkapkan bahwa Kota Suci tersebut menghadapi serangan pemukim Zionis Yahudi untuk memecah kota itu dan mengosongkannya.
Ketika berbicara mengenai tindakan untuk pergi ke Dewan Keamanan PBB bagi diakhirinya pendudukan Israel mendirikan satu negara, Abbas mengatakan, “Kami pergi untuk memperoleh resolusi yang memberi kami hak untuk mendirikan negara kami di perbatasan 1967”.
Dalam kesempatan lain, Komite Sentral Faksi Fatah juga menyeru pemerintah Inggris dibawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) David Cameron agar mengakui Negara Palestina Merdeka yang didirikan di wilayah yang diduduki Zionis Israel secara keji dan brutal pada tahun 1967.
Nabil Abu Rudeinah, Juru Bicara Komite tersebut mengatakan di dalam satu siaran pers bahwa Palestina sangat menghargai pendirian Swedia dan keputusan Parlemen Inggris untuk mengakui Negara Palestina pada masa depan. [GA/Ant]