JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof Jimly Asshiddiqie pada tahun 2014 ini melakukan sholat Iedul Adha 1435 H pada Sabtu 4 Oktober 2014 di Lapangan Masjid Agung Al Azhar Jakarta. Ditempat tersebut, ia juga ditunjuk sebagai khotib ied.
Dalam khotbahnya, ia mengatakan bahwa pemimpin dalam setiap tingkatan harus berperilaku adil secara individual dan sanggup membangunnya secara sosial dalam kehidupan bersama. “Salah satu ciri manusia yang diidealkan dalam Islam adalah pemimpin adil (Imammun ‘Aadilun), sebagai salah satu dari tujuh golongan yang dijamin Rasulullah akan masuk surga,” ujarnya.
Jimly menjelaskan, pemimpin adil bukan hanya adil dalam pribadi, namun mampu menggerakkan roda kehidupan bersama sesuai besar dan luasnya wilayah tanggung jawab pemimpin. Jika pemimpin tidak adil atau tidak mampu membangun keadilan, tegas Jimly, maka pemimpin seperti itu akan dituntut pertanggungan jawabnya di hari akhirat nanti.
“Untuk itu kita memerlukan pemimpin yang komitmen membangun dan menegakkan keadilan, mampu menata dan mengembangkan sistem yang berorientasi keadilan,” tegasnya.
…Salah satu ciri manusia yang diidealkan dalam Islam adalah pemimpin adil (Imammun ‘Aadilun), sebagai salah satu dari tujuh golongan yang dijamin Rasulullah akan masuk surga…
Kendati demikian, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) tersebut mengingatkan bahwa tuntutan dan harapan terhadap pemimpin adil sama pentingnya dengan upaya masing-masing masyarakat mengadakan perbaikan mulai dari diri sendiri.
Ia mencontohkan kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, bahwa Umar Ibn Khattab radhiyallahu ‘anhu yang pernah diangkat menduduki jabatan sebagai “qadhi” (hakim) di Kota Madinah. Setelah setahun menjabat, Umar Ibn Khattab datang menghadap Khalifah untuk menyampaikan maksud menyerahkan kembali jabatannya kepada Khalifah.
Alasannya, lanjut Jimly, rakyatnya sudah mengerti apa yang menjadi hak mereka dan tidak menuntutnya berlebihan, serta apa yang menjadi kewajiban bagi mereka tidak ada yang berusaha menguranginya. “Itu gambaran kenyataan dalam kehidupan bersama di zaman Rasulullah dan para Khulafaur-Rasyidin seperti dikatakan Umar Ibn Khattab,” kata guru besar hukum tata negara tersebut.
Sementara itu, pada Salat Iedul Adha 1435 H yang diikuti ribuan umat muslim itu, bertindak sebagai imam adalah Agus Nurqowim dan dimulai tepat pukul 07.00 WIB. Hingga Sabtu pagi, panitia Iedul Adha kompleks perguruan dan Masjid Agung Al Azhar Jakarta menerima sebanyak 55 ekor sapi dan 786 ekor kambing.
Khusus di masjid, hari ini juga dilakukan pemotongan hewan kurban sebanyak 14 ekor sapi dan 52 ekor kambing. Sedangkan sisanya pemotongan dilakukan di setiap tingkatan sekolah sebagai bentuk pembelajaran siswa dan dibagikan kepada yang berhak. [GA/Ant]