BULA (Panjimas.com) – Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur mencekam paska kerusuhan yang terjadi sejak Jum’at lalu. Kerusuhan terjadi dipicu penganiayaan oknum polisi Kristen terhadap rekan polisi lainnya berinisial Bripda RN yang baru saja masuk Islam.
“Diduga kapolseknya dan oknum polisi Kristen mengintimidasi rekan polisi lainnya yang baru masuk Islam (mualaf),” ujar seorang sumber di Maluku yang enggan disebutkan namanya kepada Panjimas.com, pada Sabtu (4/10/2014).
Lebih lanjut sumber tersebut mengatakan, selain penganiayaan juga terjadi pelecehan terhadap Islam. Sehingga berita itu terdengar oleh umat Islam Bula dan melakukan aksi.
“Jadi ketika mau melaksanakan shalat Jum’at, baju koko dan kopiahnya dibakar. Bukan itu saja, mereka menendang kemaluan sang polisi mualaf yang baru saja disunat. Di sinilah yang memicu bentrok, sehingga masyarakat menuntut polisi Kristen yang melakukan penganiayaan dikeluarkan. Hingga akhirnya terjadi bentrok dari Jum’at kemarin hingga pagi dinihari,” jelasnya.
Amat disayangkan, dari aksi umat Islam Bula aparat kepolisian bertindak represif, sehingga ada sekitar 3 warga yang menjadi korban penembakan.
“Ada 3 warga yang jadi korban penembakan aparat kepolisian. Kantor polisi juga ada yang dibakar. Saat ini TNI dari satuan 731 mengambil alih keamanan kota Bula,” imbuhnya.
Bula, merupakan sebuah ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur yang berpenduduk mayoritas Muslim. Perlakuan SARA oknum kepolisian telah menciderai kerukunan umat beragama dan mengakibatkan umat Islam di daerah tersebut marah. [AW]