TEHERAN (Panjimas.com) – Serang wanita asal negeri Syi’ah Iran, Rayhaneh Jabbari (26 tahun) dieksekusi gantung pada Selasa (30/9/2014). Eksekusi itu sebagai hukuman karena Jabbari membunuh seorang intelijen Iran yang hendak memperkosanya.
Sebelumnya, Jabbari telah menghabiskan tujuh tahun penjara atas kasus pembunuhan itu. Jabbari seperti dikutip IB Times ditangkap pada tahun 2007, setelah ia membunuh seorang anggota Intelijen Iran, Morteza Abdolali Sarbandi yang ia sebut berusaha memperkosanya.
Rencana eksekusi wanita Iran ini menjadi sorotan dunia. Sebab, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, belum lama ini memprotes negara Kafir Amerika Serikat (AS) yang ia sebut melakukan diskriminasi atas kasus penembakan warga kulit hitam di Ferguson.
Jabbari sendiri membunuh intelijen Iran itu, karena membela diri dari ancaman pemerkosaan. Rencana eksekusi itu, menuai protes dari para pengguna Twitter. “Selamatkan, Reyhaneh Jabbari!,” tulis pengguna akun Asal Bassir.
Akun Twitter yang mengatasnamakan Reza Pahlevi, juga mendukung pembebasan Jabbari, karena pembunuhan itu untuk membela diri. “Saya sesama warga Iran, berkumpul di sekitar penjara Rajai Shahr untuk memprotes dan mencoba untuk mencegah eksekusi terhadap Jabbari,” tulis Pahlevi.
Di negara Syi’ah Iran, hukuman mati diberlakukan pada kasus-kasus tertentu. Di antaranya yang disebutkan adalah, kasus penghina Nabi, narkoba, pembunuhan, zina, inses, pemerkosaan, minum alkohol, sodomi, homoseksual, menyatakan permusuhan terhadap Tuhan dan berbuat kerusakan di muka bumi. [GA/sn/intlg]