JAKARTA (Panjimas.com) – Selain memprotes dan mempermasalahkan Instruksi Gubernur (InsGub) Nomor 67 tahun 2014 tertanggal 17 Juli 2014 yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta dan ditanda tangani oleh Plt Gubernur DKI Jakarta, Ahok soal larangan penjualan dan penyembelihan hewan kurban, Forum Betawi Rempug (FBR) juga menyatakan menolak Ahok jadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.
Hal itu disampaikan FBR saat berunjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Senin (29/9/2014). Ada sekitar 100-an massa FBR yang datang dengan kendaraan bak terbuka dan motor untuk menghadang Wagub Jakarta bernama asli Basuki Tjahaja Purnama itu menduduki kursi Gubernur.
Memakai pakaian yang didominasi warna hitam mereka langsung menggelar aksi. Bendera FBR dikibar-kibarkan di depan DPRD. Arus lalu lintas di depan DPRD juga tersendat karena massa FBR yang menyita sebagian jalan.
“Kita nggak setuju Ahok jadi Gubernur. Bapak-bapak DPRD yang dipilih masyarakat dengarkan aspirasi kami tidak setuju,” ujar salah satu orator dari FBR di depan DPRD DKI Jakarta.
Sejumlah alasan penolakan FBR yang dialamatkan pada Ahok agar tak menduduki kursi Gubernur diungkapkan secara gamblang, mulai dari urusan tabligh akbar hingga urusan agama. “Saya minta dewan terhormat untuk menerima kita mendengarkan uneg-uneg kita,” lanjut orator.
FBR juga mengancam akan kembali melakukan aksi serupa pada 1 Oktober 2014 mendatang, bahkan dengan massa yang lebih banyak lagi. “Hari Rabu besok kami datang lagi ke sini bareng sama Forkabi dan Beceng (Betawi Cengkareng). Kalau kami kepanasan demonya di sini, kami cari tempat adem, kami mau unjuk rasa di dalam kantornya Ahok,” kata orator lagi. Aksi unjuk rasa itu hanya berlangsung sekitar 30 menit. [GA/dbs]