BAGHDAD (Panjimas.com) – Daulah Islamiyyah atau Islamic State (IS) memang tengah digempur koalisi salibis internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) beserta sekutu mereka dari negara Kafir maupun negara munafik Arab melalui serangan udara. IS memang sibuk membalas, namun di tengah-tengah persengitan, IS diam-diam menjalankan rencana terbesar mereka, yakni menguasai Ibu Kota Baghdad, jantung Iraq.
Surat kabar the Daily Mail pada Senin (29/9/2014) melansir, IS telah “membelah diri” mereka. Satu kekuatan berusaha menghalau pasukan koalisi salibis internasional, di sisi lain mereka merangsek mendekati Baghdad dan bertempur dengan pasukan pemerintah rezim Syi’ah Shofawi Iraq, akhirnya bentrokan pun tak terhindarkan. Diperkirakan 1.000 tentara menjadi martir.
Daulah Islamiyyah yang sekarang ini paling menakutkan dan menjadi momok bagi negara-negara Kafir Barat dan negara munafik Arab ternyata pelan-pelan telah menaklukkan sejumlah desa dan kota di perbatasan Baghdad. Hanya tinggal selemparan jemuran IS bakal mewujudkan mimpi mereka membentuk kekhalifahan bertambah luas.
Laporan mengenai IS berada kurang dari dua kilometer dari Baghdad dilansir oleh Yayasan Bantuan dan Rekonsiliasi Timur Tengah, sebuah organisasi dibentuk oleh Gereja St George, satu-satunya gereja Anglikan di Iraq. “Mereka semakin mendekati ibu kota. Tinggal selangkah lagi dan kemungkinan besar terjadi,” organisasi itu menuliskan status di jejaring sosial Facebook (FB) soal pergerakan IS di wilayah itu.
Kenyataan ini jelas menampar Presiden Amerika, Barack Obama yang sebelumnya memandang IS sebelah mata dan kini mengatakan tentara Iraq tak bisa apa-apa. Canon Andrew White pemimpin organisasi itu mengatakan memang benar tentara Baghdad lemah, namun serangan udara AS juga tidak bisa melakukan apa-apa. “Kami hanya membutuhkan doa Anda sekarang,” ujar Canon White.
Sementara itu, misi ketiga Angkatan Udara Inggris mengalami kegagalan menemukan target milik IS. Obama sendiri akhirnya mengakui ini pertempuran rumit melibatkan militer serta politik. Amerika telah meremehkan perang di Suriah, cikal bakal peristiwa yang membentuk kelompok mujahidin paling memusingkan sejagat.
Prediksi para pengamat juga benar. Beberapa kali kejadian penggorokan 2 tentara AS yang menyamar menjadi jurnalis dan pegiat kemanusiaan merupakan kedok untuk gebrakan lebih besar lagi. Akan sangat sulit jika IS bisa merampas Baghdad dan menduduki sektor-sektor penting termasuk markas militer dengan alutsista mumpuni. Mereka bisa lebih besar lagi dan mampu bertahan dari gempuran negara Kafir Barat. [GA/intlg]