JAKARTA (Panjimas.com) – pemimpin pilihan rakyat, pemimpin pilihan DPRD | selama tak menerapkan hukum Allah, apa bedanya?
tapi bila pemimpin sudah menerapkan hukum Allah, maka mau pilihan siapapun | yang menang tetap kaum Muslim, yang menang tetap kebaikan
coba pikir, selama sistemnya masih bukan sistem Islam | tetap saja ada potensi pemimpin non-Muslim, mau via rakyat atau via DPRD, sama saja
tapi bila sistemnya Islam, koridornya jelas, syarat jadi pemimpin jelas, dengan apa dia memimpin juga jelas | semua dari Allah dan Nabi
dalam sistem demokrasi, yang Muslim dan yang non-Muslim sama-sama bisa jadi pemimpin | bila banyak dukungan atau pencitraan, atau uang
dalam sistem Islam? hanya yang taat Allah yang boleh dipilih | dukungan datang karena Allah, bukan yang lain
tidak selalu rakyat yang dibawah lebih tahu, tidak juga DPRD yang diatas yang lebih tahu | yang jelas Allah yang lebih tahu dan punya syarat
selama syarat Allah dipenuhi, insyaAllah semua akan baik | pemimpin adil yang dirindukan itu yang menaati kitabullah dan sunnah
Rasulullah pernah mengangkat pemimpin (wali) tanpa meminta ummat memilih langsung | dan mewajibkan mereka memimpin dengan hukum Allah
Rasul pun pernah meminta pendapat satu kaum siapa kiranya yang cocok jadi pemimpin | dan lalu mewajibkannya memimpin dengan hukum Allah
jadi letak pentingnya itu pada hukum yang akan diterapkan pemimpin, pada “dengan apa dia memimpin” | bukan hanya pada “siapa pemimpinnya”
simak kisah Muadz bin Jabal tatkala diutus Rasulullah memimpin Yaman | pertanyaan pertama Rasulullah ialah “dengan apa engkau memimpin?”
Muadz bin Jabal lalu menyampaikan, dia memimpin dengan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan berijtihad | dan Rasulullah menyepakatinya dan puas
yang penting itu hukum Allah yang diterapkan, Kitabullah dan Sunnah | sedang pemimpinnya? dia bisa datang darimana saja, cara apa saja
maka apa syarat penguasa dalam Islam? ada 7 setidaknya | Muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil, dan mampu (menerap hukum Allah)
artinya? pilkada langsung atau tidak langsung, tugas kita tetap sama | menyeru agar pemimpin kita mau dan mampu menerapkan hukum Allah. [Diambil dari akun Facebook (FB) pribadi Ustadz Felix Siauw, @UstadzFelixSiauw pada Ahad (28/9/2014) pagi]