JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua DPR RI Marzuki Alie merasa prihatin dan kecewa dengan sepinya pemberitaan lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Internasional di Palembang Sport Convention Center, Palembang, Sumatera Utara (Sumut) pada 23 – 27 September 2014.
Padahal dalam lomba yang diikuti 83 peserta dari 39 negara ini, Indonesia berhasil meraih predikat juara umum untuk pertama kali. “MTQ Internasional di Palembang yang diikuti lebih dari 30 negara, sepi berita. Untuk pertama kali Indonesia juara umum,” kata Marzuki, pada Senin (29/9/2014).
Marzuki membandingkan pemberitaan tentang keberhasilan Indonesia menjadi juara MTQ Internasional, dengan keberhasilan tim bulutangkis (badminton) Indonesia meraih mendali emas di Asian Games Korea Selatan pada Mingu (28/9/2014) kemarin.
Menurutnya pemberitaan raihan emas Indonesia seolah menjadi segala-galanya dibandingkan predikat juara MTQ Internasional. “Dapat satu emas Asian Games seperti dapat gunung. Tapi juara umum MTQ internasional seolah tidak ada artinya,” ucapnya.
Ia menangkap kesan media lebih senang memberitakan hal-hal yang bersifat komersil. Padahal berita soal lomba MTQ juga penting untuk memotivasi generasi muda Indonesia berprestasi di berbagai profesi. “Media lebih senang hal-hal yang sifatnya komersil daripada berita yang bisa memotivasi anak-anak kita untuk berkompetisi dalam banyak profesi,” ujarnya.
Markuzi mengingatkan pentingnya peran media massa dalam memberitakan isu-isu keagamaan yang bersifat positif. Menurutnya Indonesia bisa berubah menjadi negara sekuler ketika media melupakan aktifitas positif keagamaan sebagai sumber informasi.
Prestasi Indonesia menyabet gelar juara umum MTQ internasional membuat Marzuki bangga sekaligus terharu. Seperti diketahui dalam MTQ International, tiga wakil Indonesia menjadi juara umum. Mereka adalah Bangun Syahraya yang tampil di kategori qori tilawah, Miftahul Jannah kategori qoriah tilawah, dan Kgs Rasyid Siddiq kategori tahfizh tilawah. [GA/rol]