DOMPU (Panjimas.com) – Kebiadaban Densus 88 Antiteror Mabes Polri dalam membunuh Nurdin Bin Abdullah di Dusun Kala Timur Desa O’o Kecamatan Dompu Provinsi Nusa Tenggaa Barat (NTB) beberapa waktu yang lalu terus menuai protes dan kecaman dari masyarakat dan tokoh di Dompu, NTB.
Berikut ini kronologi penembakan Densus 88 terhadap Nurdin yang diterima redaksi Panjimas.com pada Ahad (28/9/2014) menurut penuturan istri Nurdin, Dian Widiastuti (19 tahun).
KRONOLOGI PENEMBAKAN NURDIN OLEH DENSUS 88 DI DOMPU NTB
No | Hari/Tanggal | Peristiwa |
1 | Sabtu, 20 September 2014 | |
Pukul ; 15.15 Wita | Saya, Dian Widiastuti (Istri Korban) (19 Thn) berada di dalam kamar menemani sang suami (korban) yang sedang sakit. Saat itu juga kami bersama anak kami yang masih berusia 19 bulan. | |
Pukul; 15.25 Wita | Adzan Ashar berkumandang dari Masjid Desa O’o | |
Pukul; 15.30 Wita | korban beranjak dari tempat tidur untuk berwudhu untuk menunaikan sholat Ashar di dalam kamar, sementara itu saya (isteri korban) ke teras rumah menenangkan anak saya yang berusia 19 bulan yang sedang menangis karena akan mengganggu abinya yang sholat. | |
Di depan rumah, selain saya juga terdapat Siti Hajar (55 Thn) (Ibu Korban) yang sedang memotong kayu bakar untuk persiapan memasak sore itu dan Mar’atu (25 Thn) (Kakak Korban) yang sedang menumbuk obat tradisional. | ||
Pukul 15:34 Wita | Suami saya menunaikan sholat Ashar. | |
Pukul; 15:36 Wita | Tiba-tiba datang 3 buah minibus sejenis Avanza berhenti persis di depan rumah (paling depan berwarna putih, tengah berwarna biru langit dan belakang berarna hitam), bersamaan dengan itu keluar anggota Densus 88 (saksi tidak tau persis jumlah anggota Densus 88 yang ada di Mobil) yang langsung menodongkan senjata kearah kami dan dengan bentakan kami disuruh menjauhi rumah, sementara sebagian anggota Densus 88 masuk dan saat itulah terdengar 3 kali tembakan beruntun di dalam rumah. | |
Pukul, 15.42 Wita | Sesaat kemudian, pasca suara tembakan terdengar, anggota Densus 88 keluar dari rumah dengan membawa jenazah Nurdin (23 Thn) kemudian diangkut ke dalam mobil yang kemudian menuju arah Bima. | |
Pukul, 15.50 Wita | Tim gabungan Kepolisian Resort Dompu dan Brimob Kab. Dompu tersebut langsung mengamankan TKP dengan memasang Police Line dan menyisir barang-barang yang mencurigakan di dalam rumah. Kemudian pak Abdul Muis (40 Thn) yang merupaka Pejabat Kesra Desa O’o didatangkan untuk mendampingi polisi dan menjadi saksi bahwa di dalam rumah tersebut terdapat tas pinggang yang diduga berisi BOM. Menurut penuturan Pak Abdul Muis, “pihak kepolisian menemukan tas pinggang tersebut di atas sandal-sandal di samping pintu masuk rumah, yang oleh pihak kepolisian tas tersebut berisi Bom dan langsung diamankan oleh pihak kepolisian”. Tim gegana meledakkan tas pinggang tersebut di depan rumah dan disaksikan oleh masyarakat Desa O’o, suara ledakan yang tidak lebih dari suara marcon murahan. Hal ini mengundang reaksi dan kecaman dari masyarakat bahwa bukti tersebut hasil rekayasa dan kebohongan yang dibuat-buat oleh Densus 88 untuk menghalalkan penembakan terhadap Nurdin. Menurut kesaksian Abdul Muis (Kesra Desa O’o) yang diminta polisi menjadi saksi keberadaan tas yang diduga Bom, mengatakan bahwa keluarga tidak mengakui keberadaan tas tersebut, setelah dikonfirmasi ke istri, kakak dan ibu korban semuanya membantah kepemilikan tas tersebut dan mengatakan sebelum penggerebekan barang-barang tersebut tidak ada didalam rumah. Aksi takbir dan kecaman masyarakat terhadap tindakan polisi yang merekayasa keberadaan barang bukti berlangsung hingga pukul 18.10 Wita | |
Pukul, 18.10 | Masyarakat membubarkan diri bersamaan dengan dikumandangkannya adzan maghrib dan anggota brimob menarik diri kembali ke markas. | |
Pukul 18:15 | Setelah polisi tidak ada di TKP. Masyarakat berbondong-bondong masuk ke dalam rumah korban, melihat di dalam kamar terdapat bercak darah dan pecahan tulang kepala dari korban. | |
2 | Senin, 22 September 2014 | |
Pukul; 21.00 Wita | Jenazah tiba di rumah duka dengan menggunakan ambulan Rumah Sakit Mataram. Jenazah langsung disambut oleh keluarga dan warga dengan gema takbir saat dimasukan dalam rumah, saat peti jenazah dan kafan dibuka tampak muka korban membengkak dengan lebam kehitaman yang diduga disiram dengan air keras, dan masih tampak dari mulut serta telinga masih mengeluarkan darah segar, serta tampak luka jahitan pada pelipis kanan, dahi, dan mata kiri yang diduga kuat tembusan peluru yang ditembakan dari arah belakang pada saat korban sedang sujud saat sholat, menurut keterangan siti hajar (ibu korban) beberapa jam setelah penembakan (20 September 2014) beliau melihat percikan darah dilantai dan tembok bagian bawah serta ceceran otak dan serpihan tulang kepala yang berserahkan di lantai di dalam kamar tempat Nurdin sholat. Sementara anggota badan yang lain seperti badan, tangan dan kaki masih tampak normal seperti orang yang tidur pulas tanpa ada ada lebam mayat dan kaku mayat. | |
3 | Selasa, 23 September 2014 | |
Pukul 10.30 Wita | Korban dimakamkan di TPU Desa O’o. Setelah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa O’o Kec. Dompu, Kab. Dompu. Pada Acara Pemakaman tersebut pihak keluarga memberikan sambutan di wakili oleh Ust. Abdul Jalil serta Ust. Muhammad Taqiyuddin. |