NUSAKAMBANGAN (Panjimas.com) – Ulama sepuh, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir turut menyampaikan penolakannya bila umat Islam dipimpin oleh pemimpin kafir.
Ia geram, lantaran dua kali kepemimpinan Jokowi di daerah justru mewariskan kepemimpinan kepada orang kafir, seperti Walikota Solo Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
“Di masa Jokowi ini pemurtadan besar-besaran,” kata Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di LP Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada Kamis (25/9/2014).
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengungkapkan bahwa Umat Islam tidak boleh mengelola negara dengan orang kafir.
“Tidak boleh bernegara itu bersama orang-orang kafir. Orang kafir itu hanya boleh hidup dalam status kafir dzimmi, hidup di dalam negara Islam di bawah penjagaan kaum muslimin dengan membayar jizyah,” paparnya.
Tetapi faktanya, di Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, orang-orang kafir justru dipilih menjadi pemimpin. Oleh sebab itu, umat Islam dengan tegas harus menolak karena ini persoalan keyakinan.
“Sekarang persoalan kita menolak pemimpin kafir itu kan karena persoalan keyakinan. Jadi harus ditolak mati-matian. Haram orang Islam dipimpin oleh orang kafir. Banyak ayat-ayat yang melarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, wali dan termasuk melarang mentaatinya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. (Q.S. Ali Imran: 149),” jelasnya
“Jadi gubernur Jakarta seperti Ahok ini harus ditolak!” tegasnya.
Selain itu, Ustadz Ba’asyir juga menyerukan agar Umat Islam khususnya para tokoh dan pemimpin Islam untuk interospeksi diri. Naiknya orang-orang kafir menjadi pemimpin di negeri ini lantaran negara tidak diatur dengan Syariat Islam.
“Semua ini karena kesalahan umat Islam sendiri, mengatur negara masih menggunakan sistem kufur demokrasi. Sehingga tidak bisa tegas, seperti buih di lautan. Mengatur negara itu harus sesuai konsep Islam,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Ormas Islam di Jakarta beberapa waktu lalu melakukan aksi demonstrasi menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pasalnya Umat Islam menolak dipimpin oleh pemimpin kafir. (Baca: Adakan Aksi Akbar, Mayoritas Umat Islam Jakarta Tolak Ahok Jadi Gubernur)
Ahok juga dinilai kerap bersikap kasar dan arogan dalam memimpin. Hal ini terbukti dengan munculnya Instruksi Gubernur (Insgub) Pemprov DKI Jakarta Nomor 67 Tahun 2014 yang isinya terdapat pelarangan penjualan hewan kurban di tempat fasilitas umum seperti sekolah dan masjid. (Baca: Inilah Bukti Tertulis Ahok Melarang Pemotongan Hewan Kurban)
Sikap Ahok tersebut dikecam oleh tokoh-tokoh Islam, sebab penyembelihan hewan qurban di sekolah dan masjid sudah menjadi tradisi selama ini serta bagian dari syiar Islam. [AW]