WASHINGTON (Panjimas.com) – Amerika Serikat (AS) mengumumkan daftar nama dua puluhan orang dan kelompok yang dituduh sebagai teroris asing atau fasilitator bagi para teroris, termasuk di antaranya satu organisasi dan tiga individu asal Indonesia sebagaimana dilansir kantor berita reuters.
Departemen Keuangan AS mendaftarkan 11 individu dan satu kesatuan khusus teroris global, termasik Tarkhan Tayumurazovich Batirashvili atau lebih dikenal Abu Umar Al-Shishani, seorang berkewarganegaraan Georgia yang berbasis di Suriah dan memegang posisi militer senior di Daulah Islamiyah (Islamic State).
“Hari ini, pengumuman ini akan mengganggu upaya ISIS, al Nusrah Front, Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah untuk mengangkat, mengirim dan mengakses dana yang difasilitasi para teroris asing,” kata David Cohen, wakil menteri keuangan untuk bidang intelijen finansial dan terorisme AS, Rabu (24/9/2014).
Sanksi-sanksi itu memungkinkan pemerintah untuk membekukan aset individu-individu atau kelompok yang berada dalam wilayah hukum AS dan mencegah warga Amerika serta perusahaan-perusahaan dari keterlibatan transaksi keuangan dengan mereka.
Departemen Keuangan AS juga menyebut satu kelompok asal Indonesia, yakni Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yang dituduh sebagai organisasi sayap kemanusiaan Jamaah Islamiyah, yang oleh PBB disebut sebagai kelompok teroris yang terkait Al-Qaeda di Asia Tenggara.
AS menuduh HASI terlibat dalam sejumlah aktivitas sejak 2013 yang mendukung rekrutmen dan perjalanan para militan Jamaah Islamiyah ke Suriah untuk dilatih secara militer.
Selain itu Departemen Keuangan AS menyebut tiga orang Indonesia sebagai fasilitator dan memasukkan mereka dalam daftar teroris.
Mereka adalah Angga Dimas Pershada, seorang operator Jamaah Islamiyah dan pemimpin Hilal Ahmar Society.
Kemudian Bambang Sukirno, seorang pemimpin senior Jamaah Islamiyah serta Wiji Joko Santoso, kepala divisi urusan luar negeri Jamaah Islamiyah.
Untuk diketahui, dari tiga nama WNI yang disebut AS, hanya dua pengurus HASI, yakni Bambang Sukirno dan Angga Dimas. Adapun Wiji Joko Santoso bukanlah pengurus HASI
Dari kegiatan sosial HASI yang dilakukan selama ini, jauh dari tudingan AS sebagai kelompok teroris. Hal itu bisa dilihat dalam situs resmi HASI (www.hasi.or.id).
HASI merupakan sebuah lembaga sosial yang bergerak untuk pelayanan kesehatan di wilayah konflik dan bencana alam yang terjadi dalam lingkup nasional maupun internasional.
Tercatat, dalam skala nasional penanggulanagan bencana alam, HASI aktif sejak gempa di DIY dan Klaten pada tahun 2006, kemudian banjir di sepanjang Bengawan Solo dan tanah longsor di Tawangmangu pada tahun 2008, gempa di Tasikmalaya (Jawa Barat), dan Padang (Sumatera Barat) tahun 2009, Banjir di Bandung pada tahun 2010 dan bencana gunung Merapi meletus di Magelang pada tahun 2010/2011, serta banjir bandang Ciamis Jawa Barat 2011.
Ditingkat internasional, HASI terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina dalam sektor pengadaan Bank Darah. Untuk itu, tim Hilal Ahmar Society telah dua kali mengirim tim untuk assesmen ke Jalur Gaza. Pertama bulan Juli 2010 dan kedua pada bulan November 2010. Selain itu, HASI juga aktif dalam membantu Muslim Suriah di bidang kemanusiaan.[AW/dbs]