RAQQAH, SURIAH (Panjimas.com) – CNN melansir bahwa hingga pada Selasa (23/9/2014) siang, serangan udara koalisi salibis internasional bentukan Amerika Serikat (AS) mengerahkan jet-jet tempur mereka untuk menggempur benteng pertahanan Daulah Islamiyyah atau Islamic State (IS), di Suriah.
Menurut seorang pejabat di Pemerintahan AS, serangan difokuskan di benteng IS di Raqqa, meskipun terdapat sejumlah lokasi lainnya. Organisasi masyarakat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan terdapat sekitar 20 target serangan udara jet-jet tempur AS dan sekutunya.
Seorang pejabat militer AS yang menolak disebutkan namanya itu menambahkan, serangan dimulai dengan tembakan rudal Tomahawk dari sebuah kapal perang AS, yang kemudian disusul dengan bombardir pesawat tempur.
Serangan itu, tuturnya, merupakan pukulan awal definitif yang akan dilanjutkan oleh operasi-operasi militer lainnya. Pejabat tersebut mengatakan, sebagian besar target serangan merupakan bagunan yang digunakan oleh IS.
Sumber dari aktivis oposisi Suriah mengatakan, terdapat sejumlah bangunan yang terkena serangan militer AS, yaitu sebuah kantor pos, bangunan pusat rekrutmen dan bangunan di kompleks gubernur. Sementara itu, sumber lain mengatakan, serangan jet tempur AS telah membunuh puluhan warga sipil Suriah.
Menurut seorang mantan perwira pasukan Delta Force AS, James Reese, serangan militer AS itu seperti seorang yang melancarkan tinju ke arah hidung lawannya. “Ini merupakan pukulan ke hidung dan seperti bullying yang terjadi di tempat bermain. ISIS adalah pengganggu, dan kami hanya meninju hidungnya,” ujarnya.
Meskipun sebelumnya menyatakan menolak ikut campur dalam perang saudara yang terjadi di Suriah, Presiden AS, Barack Obama akhirnya mengeluarkan perintah untuk menyerang Daulah Islamiyyah yang sudah menguasai sebagaian besar wilayah di Suriah dan Iraq.
“Saya telah menyatakan dengan jelas bahwa kita akan memburu teroris yang mengancam negara kita, dimanapun mereka berada. Itu berarti saya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap ISIS di Suriah,” kata Obama dalam pidatonya pada 10 September 2014. [GA]