JAKARTA (Panjimas.com) – Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng), AKBP Utoro Saputro mengabarkan telah terjadi baku tembak antara aparat gabungan yang terdiri dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Brimob Polda Sulteng, Polres Poso, dan Kodim 1307 Poso dengan sejumlah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Baku tembak antara aparat gabungan yang dipimpin Densus 88 dengan anggota MIT yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah Asy-Syarqi itu terjadi pada Jum’at (19/92014) terjadi di sebuah gubuk di wilayah pegunungan Dusun Sipatokan, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabuaten Poso, Provinsi Sulteng.
Dari informasi yang dihimpun, baku tembak bermula saat aparat gabungan yang terdiri dari Densus 88, Brimob Polda Sulteng, Polres Poso, dan Kodim 1307 Poso menyisir wilayah pegunungan dusun Sipatokan, sekitar pukul 09.30 WITA.
Seperti yang dilansir dari Liputan6.com, dalam baku tembak tersebut tidak ada korban jiwa baik dari masyarakat sipil maupun anggota MIT. Tapi, aparat TNI dari Kodim yang diketahui berjumlah 30 personel, berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.
Penyisiran itu dilakukan setelah pada Kamis (18/9/2014) malam, aparat menemukan seorang petani kakao bernama Fadli (35 tahun) yang disebut oleh MIT sebagai agen Densus 88 tewas akibat digorok sejumlah anggota MIT di Desa Padang Lembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. (Baca; Agen Densus 88 di Poso Tewas Digorok Lehernya oleh Anggota MIT)
Aparat yang terbagi menjadi dua tim kemudian menyisir wilayah itu. Tim pertama terdiri dari Densus 88, Brimob, dan Polres. Mereka menyisir ke arah Poso Pesisir Selatan. Sementara tim kedua beranggotakan TNI, menyisir ke arah Poso Pesisir Utara.
“Saat penyisiran di Poso Pesisir Utara itu ditemukan sebuah gubuk dan langsung terjadi baku tembak. Gubuk itu memang diduga sebagai tempat persembunyian kelompok Santoso. Di dalam gubuk, mereka diperkirakan berjumlah 12-an orang,” terang Utoro di Palu.
Setelah baku tembak selama kurang lebih setengah jam, sejumlah orang yang diduga anggota MIT yang ada di dalam gubuk itu kemudian melarikan diri ke arah pegunungan lainnya. TNI berhenti mengejar dan langsung menggeledah gubuk itu.
“Ditemukan barang-barang yang ditinggalkan di dalam gubuk, berupa 320 amunisi aktif kaliber 5,56, 13 selongsong, 3 amunisi aktif kaliber 4,5, 12 bom rakitan aktif, 2 magazine, 2 peta, 2 tas ransel, 1 gps, dan 12 tempat tidur lipat,” papar Utoro.
Selain berhasil mengamankan barang bawaan kelompok pimpinan Santoso tersebut, TNI juga menemukan bercak darah di dalam gubuk.
“Kemungkinan dari mereka ada yang terkena tembak di bagian kaki, tapi tidak sampai tewas. Perkiraan jumlah mereka di bawah 15-an orang, di dalamnya kemungkinan ada Santoso,” tandas Utoro. Saat ini barang bukti yang ditemukan di dalam gubuk tersebut diamankan di Polres Poso untuk pemeriksaan lebih lanjut. [GA]