RAQQAH (Panjimas.com) – Pada Senin (22/9/2014) malam, Pentagon menginformasikan bahwa Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu yang tergabung dalam “koalisi salibis internasional” mulai melancarkan serangan udara terhadap Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) di wilayah Suriah, khususnya ibukota IS yakni kota Raqqah, demikian seperti dilansir dari BBC.
Juru bicara Laksamana John Kirby mengatakan, pesawat tempur, pesawat pengebom serta rudal Tomahawk digunakan dalam serangan itu. “Militer AS dan kekuatan negara-negara koalisinya” telah melakukan invasi militer di Suriah tetapi tidak memberikan keterangan rinci.
Serangan tersebut menurut usatoday dilancarkan dari pesawat tempur yang menjatuhkan berbagai jenis bom, dan kapal induk yang meluncurkan misil dari laut ke darat yang menghantam sekitar 20 target IS, termasuk pusat komando pejuang IS yang berbasis di Suriah. Demikian pernyataan dari Pejabat Senior Departemen Pertahanan yang enggan dipublikasikan identitasnya kepada publik.
“Pesawat tempur yang diterbangkan dari berbagai pangkalan militer di negara-negara Arab juga ikut ambil bagian dalam serangan tersebut. Diantaranya : Bahrain, Jordan, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab”, demikian tandasnya.
Namun, serangan di Suriah tersebut tidak atas ijin dari pemerintahan rezim Syi’ah Basar Assad, meskipun Amerika pernah memberikan masukan kepada utusan PBB untuk Suriah terhadap serangan yang akan terjadi. Demikian kutipan dari Kantor Media Nasional Suriah. Rezim Syi’ah Assad seperti diketahui melakukan kekejaman terhadap umat Islam Ahlu Sunnah (Sunni).
Belum diketahui bagaimana reaksi Assad terhadap serangan militer koalisi salibis yang dipimpin AS terhadap wilayahnya, meskipun beberapa target serangan tersebut berdekatan dengan Ibukota Damaskus dan wilayah yang berbatasan dengan Israel. Jurnalis Independen Suriah melaporkan, serangan udara tersebut membuat 47 warga sipil Suriah meninggal. Dan mujahidin IS juga berhasil menembak jatuh satu pesawat tempur AS.
Beberapa diskusi militer yang terjadi terhadap rencana serangan AS yang terjadi hari ini diantaranya; 1). Terkait legalitas serangan udara terhadap wilayah Suriah yang dikecam Rusia, 2). Terkait penggunaan pasukan darat, dan 3). Terkait anggaran perang. [GA/ipos/dbs]