JAKARTA (Panjimas.com) – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, pada Jum’at (5/9/2014) lalu menyatakan bahwa AS akan memburu para mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) yang dulu bernama Islamic State of Iraq and Syam (ISIS).
Selai itu, AS juga berjanji dan bersumpah akan membunuh pemimpinnya, yakni Khalifah Ibrahim bin Awwad atau Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi dan menghabisi jaringan organisasinya, seperti yang dilakukan Paman Sam terhadap Al Qaeda.
“Saya datang ke sini untuk meyakinkan NATO bahwa kami siap bergabung dengan banyak negara untuk memerangi ISIS,” ujar Obama pada pertemuan tingkat tinggi NATO di Wales.
Menurut Obama, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry akan mengadakan perjalanan ke Timur Tengah untuk berbicara dengan semua kekuatan regional. “Upaya ini tidak akan berjalan dalam semalam, tapi kita harus tetap bergerak,” ujarnya. “Kita akan mencapai tujuan kita; mengalahkan ISIS”.
Sebelumnya, AS mengatakan akan membentuk koalisi besar untuk memerangi ISIS di Iraq. Ia juga meminta dukungan luas dunia internasional. Di medan perang Iraq, pasukan sekuler Kurdi Peshmerga mengklaim sukses membebaskan sejumlah desa dari pendudukan ISIS dan mulai mendekati Mosul. Namun kesuksesan Peshmerga lebih disebabkan bantuan pemboman sejumlah pesawat tempur AS.
Menanggapi statemen pemimpin negara Kafir AS itu, mantan kyai Nahdhatul Ulama Jawa Timur (NU Jatim), KH Mahrus Ali menegaskan keyakinannya jika Daulah Islamiyyah adalah gerakan jihadi yang betul-betul menggunakan Islam sebagai pedoman perjuangannya untuk menegakkan syari’at Islam dan mengembalikan kejayaan Islam.
“Jika Amerika sangat memusuhi ISIS, maka akan menambah keyakinan saya bahwa ISIS adalah gerakan jihadi yang Islami, bukan Jihadi jahili atau jihadi yang konsepnya menggacu kepada ajaran Jahiliyah,” tegas KH Mahrus Ali seperti dilansir mantankyainu.blogspot.com pada Sabtu (6/9/2014).
“Ini juga indikasi bahwa ISIS di jalan yang lurus dan para musuhnya baik munafikin , Kafirin atau muslimin yang salah persepsi lalu memusuhi ISIS di jalan bengkong. Pegangilah ayat ini:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya, terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya, kamu dapati yang paling dekat persahabatannya, dengan orang-orang yang beriman, ialah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani’. Yang demikian itu, disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani), terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri” (QS. Al Maa-idah 5 : 82),” jelas penulis buku “Mantan Kyai NU Menggugat Tahlilan, Istighosahan dan Ziarah para Wali” itu. [GA]