POSO (Panjimas.com) – Seorang warga Desa Bulog Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bernama Fadli (35 tahun) yang diduga merupakan agen Densus 88 Antiteror Mabes Polri tewas dibunuh oleh sejumlah orang tak dikenal, pada Kamis (18/9/2014) malam.
Polisi menduga, pelaku pembunuhan tersebut ada kaitannya dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah Asy-Syarqi. Fadli langsung dibawa ke Kamar Jenazah RSUD Poso pada Jum’at (19/9/2014) dini hari sekira pukul 01.15 WITA dalam pengawalan ketat kepolisian.
Menurut informasi yang dihimpun kontributor Panjimas.com di daerah Poso, hingga Jum’at siang jenazah agen Densus 88 tersebut masih ada di RSUD Poso. “Iya, tadi siang mayatnya masih berada di RSUD Poso,” kata seorang warga Poso yang istrinya bekerja di RSUD Poso kepada kontributor Panjimas pada Jum’at Sore.
Selang beberapa saat setelah kejadian itu beredar luas di sosmed dan media online, redaksi Panjimas pada Jum’at (19/9/2014) malam mendapatkan email pernyataan resmi dari MIT bahwa MIT bertanggung jawab atas pembunuhan agen Densus 88 itu.
“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.. Dengan ini kami menyatakan bahwa berita di atas adalah benar. Dan kami Mujahidin Indonesia Timur bertanggung jawab akan hal ini. Adapun statement resmi kami sebagaimana yang terlampir harap dimuat di media massa Islam. Wallahu ta’ala a’lam bisshowwab.. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,” demikian salah satu bunyi pernyataannya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas Polres Poso di RSUD Poso, petani cokelat tersebut dibunuh pada Kamis sekira pukul 22.00 WITA saat menonton televisi bersama istrinya. Tiba-tiba, Fadli didatangi lima orang tidak dikenal. Para pelaku langsung menyelonong masuk ke rumah lalu menariknya ke luar. Sang istri yang berupaya melepaskan suaminya dihadang pelaku dengan menodongkan senjata api.
Sementara itu, istri korban mengungkapkan, para pelaku membunuh suaminya karena dituduh sebagai mata-mata polisi. Namun dia tidak mengenal para pelaku. Fadli dibunuh dalam kondisi dua tangan diikat ke belakang menggunakan tali jemuran. Korban menderita luka parah di leher. Pembunuhan berlangsung sangat cepat yakni sekira lima menit. Setelah itu para pelaku langsung melarikan diri. [GA]