PURWOKERTO (Panjimas.com) – Gunung Slamet pada Rabu (17/9/2014) malam ini kembali terjadi erupsi dan ditandai dengan dentuman keras. Akibat letusan ini, Kota Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng) diselimuti pasir. Pantauan dilokasi, malam ini hujan pasir tipis mengguyur rata wilayah Purwokerto dan sekitarnya.
Jarak pandang pun berkurang karena jalanan dihujani pasir. Warga pun harus menggunakan masker atau penutup hidung seadanya. “Hujan pasir. Tadi sebelum hujan pasir suara letusannya keras banget,” ujar Suroni, warga Purwokerto Utara seperti dilansir Merdeka.
Saat ini banyak warga keluar rumah dan menyaksikan hujan pasir turun dari langit. Meski demikian tidak ada kepanikan berarti. Jalan-jalan dan atap rumah warga pun diselimuti pasir. Beberapa pedagang terpaksa menutup rapat makanan dijualnya.
“Pasir mas, harus ditutup. Masak makan pakai pasir,” ujar Suri, penjual nasi goreng di depan kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Hal yang sama juga dilakukan pedagang lain. “Baru kali ini sampai Purwokerto, kemarin-kemarin arahnya ke Utara, sekarang ke Selatan,” lanjut Suri.
Sebelumnya pada Rabu (17/9/2014) siang tadi, Gunung Slamet kembali menunjukkan aktivitasnya hingga hujan pasir menyelimuti daerah Baturaden dan Banyumas. Beberapa kali asap tebal muncul dari puncak Gunung Slamet dan disertai dentuman keras yang membuat kaca rumah warga bergetar.
Sejak pukul 10.30 hingga 11.30 WIB tidak kurang dari 7 kali Gunung Slamet mengeluarkan dentuman disertai asap tebal yang membumbung tinggi. Akibat dentuman dan asap tebal ini, wilayah Baturaden mengalami hujan pasir tipis. “Hujan pasir ini, ya harus waspada,” ujar Rohim, warga Baturaden.
Dari informasi yang dihimpun, hujan pasir tipis itu memang mengarah ke arah Selatan, yakni wilayah Banyumas. Ini berarti wilayah Baturaden, Purwokerto dan sekitarnya yang terkena hujan abu dan bercampur pasir. “Di Melung, Keniten dan Baturraden sudah hujan pasir tipis, Kedung Banteng juga,” ujar Rohim. [GA]