BAGHDAD (Panjimas.com) – Perkembangan daerah yang dikuasai Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) yang dulu bernama Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) di Iraq yang tak bisa dihentikan oleh pemerintah rezim Syi’ah Iraq membuat pemerintahan Iraq meminta bantuan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang IS.
Menanggapi permintaan tersebut, pada Minggu (7/9/2014), militer AS melancarkan empat serangan udara terhadap mujahidin IS yang mengancam bendungan Haditha di Irak barat, dan memperluas operasinya terhadaptempat-tempat yang dikuasai mujahidin IS.
Reuters melaporkan, penyerangan militer AS merupakan serangan pertama Washington di Provinsi Anbar, Iraq Barat, sejak memulai serangan udara terhadap mujahidin IS di bagian utara negara tersebut pada Agustus 2014 lalu.
“Atas permintaan Pemerintah Iraq, militer AS hari ini melancarkan serangan udara yang terkoordinasi terhadap ISIS yang kini berganti nama IS dekat Bndungan Haditha, Provinsi Anbar,” kata juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby.
“Kami melakukan serangan-serangan ini utuk mencegah gerilyawan mengancam lebih jauh keamanan bendungan itu, yang tetap berada dalam kekuasaan Pasukan Keamanan Iraq, dengan dukungan dari kelompok Sunni.
ISIS menguasai daerah-daerah luas di Irak Utara dan mengumumkan serta mendeklarasikan Daulah Islamiyyah atau ke-Khalifahan Islam pada awal Ramadhan 1435 lalu di perbatasan itu, termasuk wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah. [GA/Ant]