SURIAH (Panjimas.com) – Amerika Serikat pada hari Kamis menuduh mujahidin Jabhah Al-Nushrah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda telah menahan 43 anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan, dekat perbatasan Suriah dengan Israel.
“Amerika Serikat mengutuk keras penahanan pasukan penjaga perdamaian PBB dan kekerasan yang sedang berlangsung menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNDOF) di Dataran Tinggi Golan oleh kelompok bersenjata non-negara, termasuk kelompok teroris yang telah diumumkan Dewan Kemanan PBB, Jabhah Al-Nushrah,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Jum’at (29/8/2014).
Washington menuntut “tanpa syarat dan segera pembebasan” dari “blue helmets” (pasukan penjaga perdamaian) setelah mujahidin memaksa pasukan penjaga perdamaian dari Fiji melucuti dan kemudian membawa mereka untuk disandera dekat perbatasan Quneitra. (Baca: Mujahidin Jabhah Al-Nushrah Sandera 43 Pasukan PBB di Dataran Tinggi Golan)
Mujahidin Suriah, termasuk Mujahidin Jabhah Al-Nushrah, menyerbu perbatasan pada hari Rabu (27/8/2014), memicu tembak-menembak dengan pasukan Zionis Israel.
Delapan puluh satu penjaga perdamaian Filipina menolak perintah mujahidin untuk melucuti senjata dan mereka terjebak dalam kebuntuan, kata pejabat departemen pertahanan PBB dan Filipina.
Dewan Keamanan PBB mengutuk keras penculikan dan menyerukan pembebasan tanpa syarat dari pasukan penjaga perdamaian Fiji.
Seorang juru bicara PBB sebelumnya mengatakan tidak jelas kelompok mana yang telah melakukan serangan.
Para pejabat PBB mencatat bahwa pasukan penjaga perdamaian memantau garis gencatan senjata antara Israel dan Suriah.
Sejak konflik Suriah meletus pada tahun 2011, situasi di Dataran Tinggi Golantegang, dengan semakin banyak roket dan mortir menghantam pihak Israel, sebagian besar sasaran mendorong respon bersenjata. [AFP]