SURIAH (Panjimas.com) – Seorang wartawan Amerika yang ditawan hampir dua tahun yang lalu telah dibebaskan di Suriah setelah upaya mediasi Qatar dan diserahkan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan.
Peter Theo Curtis diserahkan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB di desa al-Rafid, Quneitra, pada Ahad (23/8/2014). Sejak saat itu dia diserahkan kepada perwakilan pemerintah AS setelah menjalani medical check-up, kata perwakilan PBB.
Keluarga Curtis ‘berterima kasih pada pemerintah AS dan Qatar, serta orang lain yang telah membantu merundingkan pembebasannya.
Menurut pernyataan dari keluarganya, Curtis ditangkap pada Oktober 2012 dan dilaporkan ditawan oleh Jabhah Al-Nushrah, kelompok mujahidin yang berafilisasi dengan Al-Qaeda.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan ia merasa lega Curtis telah kembali ke rumah, seraya menyalahkan Jabhah Al-Nushrah dalam aksi penculikan tersebut.
“Kita semua lega dan bersyukur mengetahui bahwa Theo Curtis kembali ke rumah setelah begitu banyak waktu ditawan dalam cengkeraman [Jabhah Al-Nushrah]” kata John Kerry, Menteri Luar Negeri AS.
Kerry juga mengatakan Amerika menggunakan “setiap upaya diplomatik, intelijen, dan alat militer” yang tersedia untuk melepaskan warga Amerika lainnya yang disandera.
Rekaman dari warga Amerika tersebut dirilis pada 30 Juni, dimana menunjukkan Curtis dengan kondisi berantakan, rambut panjang dan jenggot, tapi ia berada dalam kondisi kesehatan yang baik.
Berbicara dalam sebuah video yang diperoleh oleh Al Jazeera, Curtis membaca dari script yang telah disiapkan dengan menyebutkan nama dan profesi. Ia mengatakan dirinya sebagai seorang wartawan dari Boston, Massachusetts.
Mengomentari perlakuan terhadapnya, Curtis mengatakan ia “memiliki semua” yang ia butuhkan dan “semuanya telah sempurna, makanan, pakaian, bahkan teman-teman sekarang”. [AW/Jazeera]