BAGHDAD (Panjimas.com) – Penaklukan sejumlah wilayah dan kota di Iraq yang dilakukan oleh mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) membuat Perdana Menteri (PM) Iraq yang baru, Haider al-Abadi merasa cemas dan kewalahan menghadapi peperangan dengan IS.
Untuk mengatasi hal itu, Haider al-Abadi pada Minggu (24/8/2014) mengunjungi Menteri Luar Negeri (Menlu) negara Kafir Syi’ah Iran, Mohammad Javad Zarif. Pertemuan tersebut untuk meminta dukungan negara Kafir Syi’ah Iran yang lebih besar, demi menghancurkan dan mengalahkan mujahidin IS.
Zarif menegaskan kembali dukungan Teheran untuk rezim Syi’ah Iraq dalam upaya mengalahkan mujahidin. Ia mengatakan, Abadi menunjukkan banyaknya bahaya yang ditimbulkan IS. “Iran akan terus mendampingi Iraq,” kata Zarif.
Zarif menambahkan, Iran akan terus memberikan dukungannya kepada rezim Syi’ah Iraq. Zarif menganggap masalah Iraq sebagai prioritas dalam kebijakan luar negerinya untuk kepentingan jangka panjang negara Syi’ah Iran.
Negara Syi’ah Iran dan Iraq sejak dipimpin oleh Saddam Hussein selama ini terlibat perang panjang delapan tahun pada 1980. Namun kini, negara Syi’ah Iran memiliki hubungan dekat dengan pemimpin Syi’ah yang mendominasi Iraq sejak penggulingan Saddam Hussein oleh Amerika Serikat (AS) yang dibantu Syi’ah. [GA]