NEW YORK, AS (Panjimas.com) – Kelompok di belakang jejaring sosial JoinDiaspora.com yang digunakan para mujahidin Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) mengakui tidak ada yang bisa mencegah penyebaran informasi dari kelompok perlawanan terkuat saat ini di Iraq dan Suriah itu.
Diaspora adalah jejaring yang menyimpan sejumlah server independen yang tidak bisa dikontrol administrator manapun. Daulah Islamiyah (IS atau ISIS) diyakini berpindah ke Diaspora setelah Twitter meningkatkan langkah menutup akun.
Dalam seminggu terakhir, Twitter membuang akun anggota dan pendukung IS atau ISIS, lapor wartawan BBC Dave Lee. Pencipta Diaspora mengatakan mereka “mengkhawatirkan” sejumlah aktivitas.
“Tidak bisa dihindari jika ISIS akan menggunakan Diaspora. Sebab, tidak ada jalan bagi tim untuk memanipulasi atau menghapus isi dari kode tertentu di dalam jaringan yang sudah terlanjur masuk,” kata pencipta Diaspora, Dan Grippi, seperti dilaporkan BBC News, Kamis, 21 Agustus 2014.
Sementara itu, pengguna Diaspora lainnya pada Jum’at (22/8/2014) menulis lewat blog, “Sejumlah koran melaporkan beberapa anggota IS membuat akun Diaspora untuk menyebarkan informasi tentang kegiatan kelompok mereka”.
“Di masa lalu, mereka menggunakan Twitter dan platform lain, sekarang mereka berpindah ke perangkat lunak bebas dan terbuka. Karena itulah tim inti tidak dapat mengubah atau menghapus informasi tertentu”.
Jaringan Diaspora tersebar pada sejumlah server mandiri, atau pods, yang tidak dikontrol tim Diaspora. Diaspora sendiri diluncurkan pada tahun 2010, dan didanai kelompok yang dibentuk empat mahasiswa di New York, Amerika Serikat (AS). [GA/AC/BBC]