LONDON (Panjimas.com) – Pendeklarasian Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H atau akhir bulan Juni 2014 lalu oleh Jubir ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnany mengundang kekhawatiran dan ketakutan kepada para pimpinan negara Kafir didunia, termasuk Inggris.
Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron menyatakan memiliki sejumlah strategi menghadapi mujahidin Daulah Khilafah. Cameron selama ini telah disalahkan oleh para pemimpin Kristen karena gagal melindungi kelompok minoritas di Iraq dari ancaman para mujahidin Sunni atau Ahlu Sunnah.
Meskipun begitu, Inggris pada pekan lalu telah mengirimkan sejumlah pesawat RAF dan pesawat peluncur bom Tornado ke daerah pertempuran. Sedangkan koleganya, negara Kafir Amerika Serikat (AS) juga telah melancarkan sejumlah serangan udaranya ke wilayah Iraq utara yang dikuasai Daulah Khilafah Islamiyyah.
Cameron mengatakan Inggris tak akan terlibat dalam perang seperti pada 2003 di bawah pemerintahan Tony Blair. “Saya ingin menyampaikan dengan jelas, Inggris tidak akan terlibat dalam perang lain di Iraq. Kami tidak akan mengerahkan pasukan dalam serangan darat,” jelasnya seperti dikutip Daily Star.
Cameron melanjutkan, prioritas utama saat ini yakni menjaga para warga dengan aman. Meskipun begitu, Inggris telah menyepakati untuk mempersenjatai pasukan Kurdi, Pesmergha yang berada di garis pertama memerangi para mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah. [GA/rol]