GAZA, PALESTINA (Panjimas.com) – Gencatan senjata 24 jam baru mulai diberlakukan di Jalur Gaza pada Selasa (19/8/2014) setelah para perunding Israel dan Palestina sepakat memperpanjang gencatan senjata lima hari, beberapa menit sebelum batas waktu tengah malam.
Berita-berita perpanjangan gencatan senjata itu dari Kairo muncul pada Senin (18/8/2014) malam di mana para penengah Mesir mendesak kedua pihak memberikan satu keputusan akhir untuk mengakhiri pertumpahan darah berminggu-minggu di Gaza.
Pengumuman itu dikonfirmasikan kedua pihak hanya beberapa menit sebelum gencata senjata lima hari berakhir tengah malam waktu setempat (pukul 04.00 WIB). “Kedua pihak sepakat bagi gencatan senjata 24 jam,” kata seorang pejabat senior Palestina kepada AFP di Kairo.
Perundingan-perundingan di Kairo dipusatkan pada satu usul Mesir yang memenuhi beberapa tuntutan Palestina, seperti melonggarkan blokade delapan tahun Israel atas Gaza tetapi menolak membicarakan masalah-masalah pelik lainnya.
Perundingan-perundingan itu menghadapi kesulitan-kesulitan karena sikap keras kepala Zionis “Yahudi” Israel, dan perpanjangan gencajata senjata 24 jam itu sebagai hasil permintaan para penengah,” kata anggota politbiro Hamas Izzat al-Rishq di Twitter.
Azzam Al-Ahmad, ketua delegasi perunding Palestina mengemukakan kepada wartawan di Kairo: “Kita harus mengambil kesempatan pada setiap menit dalam 24 jam ke depan sampai kita mencapai satu perjanjian atau aksi kekerasan akan terus berlangsung kembali”.
Pihak-pihak yang berperang telah menghadapi tiga pilihan — mencapai satu perjanjian jangka panjang, menyetujui satu perpanjangan gencatan senjata lagi atau menghadapi risiko berkobarnya kembali perang, yang telah menghancurkan wilayah pantai Mediterenia yang berpenduduk padat itu.
Sebelumnya, seorong anggota senior delegasi Palestina menegaskan ada “kemajuan” menyangkut kesepakatan satu gencatan senjata yang lebih langgeng, dengan kedua pihak menunjukkan “satu tingkat keluwesan yang besar”. “Kedua delegasi itu kini sedang berkonsultusi dengan para pemimin mereka,” tambahnya.
Hamas berulang-ulang memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang gencatan senjata sementara lagi, mendesak bagi penyelesaian segera yang memungkinkannya untuk mengklaim konsesi-konsesi dari Israel setelah perang empat pekan, yang dimulai bulan Juli 2014 lal.
Tetapi seorang pejabat senior dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, gerakan Islam di Gaza nampaknya telah mengubah sikapnya setelah satu pertemuan akhir pekan lalu antara pemimpin Hamas di pengasingan Khaled Meshaal dan pejabat senior Palestina Saeb Erakat.”Tampaknya Hamas dan Jihad Islam akan menyetujui usul Mesir,” katanya kepada AFP.
Usul-usul itu menyerukan kedua pihak segera melaksanakan gencatan senjata dan termasuk ketentuan-ketentuan menyangkut pembukaan perbatasan-perbatasan untuk mengizinkan perjalanan tanpa hambatan orang, barang-barang dan bahan-bahan bangunan serta satu pasal mengenai penanganan krisis kuangan di wilayah itu.
Tetapi usul itu menangguhkan sebulan, diskusi menyangkut sejumlah masalah paling pelik seperti pembangunan satu pelabuan laut dan bandar udara di Gaza “setelah ketenangan dan stabilitas pulih kembali, serta perundingan menyangkut pertukaran mayat dua tentara Israel bagi pembebasan para tahanan Palestina. [GA/rol/Ant]