RISHON LEZION, ISRAEL (Panjimas.com) – Empat Yahudi ultra kanan ditangkap aparat keamanan polisi Kafir Yahudi Israel saat berunjuk rasa menentang perkawinan seorang wanita Yahudi yang pindah agama atau “Murtad” dengan seorang pria Arab Muslim di Israel.
Pernikahan itu sendiri berlangsung ditengah agresimiliter Zionis “Yahudi” Israel secara membabi buta kepada warga sipil Gaza Palestina. Ratusan orang anggota Organisasi Anti Kawin Campur di Tanah Suci (Lehava) berdemonstrasi di luar gedung resepsi di Rishon Lezion pada Minggu (17/8/2014), di bawah penjagaan ketat.
Pengantin pria sebelumnya meminta pengadilan agar melarang unjuk rasa itu, namun ditolak. Sedangkan para pendukung kelompok ultra kanan Yahudi Lehava yang menentang perkawinan campur Yahudi dan Muslim, mendapat izin untuk berunjuk rasa dalam jarak minimum 200 meter dari gedung resepsi.
Tetapi empat orang pengunjuk rasa ditangkap karena melanggar ketentuan polisi, lapor situs berita Israel Ynet News. Unjuk rasa tandingan juga digelar kelompok kiri, untuk mendukung mempelai dan pilihan mereka, Maral Malka (23 tahun) dengan Mahmoud Mansour (26 tahun).
Ratusan polisi dikerahkan untuk menjaga agar kedua kelompok pengunjuk rasa berada di tempat terpisah. Mempelai perempuan, Morel Malka dan suaminya, mengundang 500 tamu untuk resepsi pernikahan mereka hari Minggu itu.Menjelang pernikahan, Morel Malka pindah agama dari Yahudi ke Islam.
“Kami hidup dalam koeksistensi sejati, dan saya tak begitu peduli pada apa kata orang,” demikian kata Mahmud Mansour, kepada televisi Saluran 2 Israel, menjelang pernikahan.
Sementara itu, Presiden Israel Reuven Rivlin mengecam demonstrasi itu. Dikutip media Israel, Presiden Rivlin menggambarkan demonstran Lehava sebagai “tikus yang menggerogoti fondasi Yahudi dan demokrasi Israel”. [GA/BBC]