BAGHDAD, IRAQ (Panjimas.com) – Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) yang telah menguasai banyak wilayah Iraq, termasuk kota kedua terbesar di Iraq, Mosul, akhirnya memaksa Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara pertama sejak berakhirnya pendudukan negara teroris AS pada tahun 2011.
Terkait serangan udara AS terhadap para mujahidin Daulah Khilafah dan warga sipil muslim Ahlu Sunnah, Daulah Khilafah Islamiyyah memperingatkan AS bahwa mereka akan menyerang warga dan kepentingan serta aset Amerika “dimanapun berada” jika serangan AS masih membombardir wilayah IS.
Video yang memperlihatkan foto seorang warga Amerika yang dipenggal selama pendudukan AS di Iraq dan korban-korban para penmbak gelap, menayangkan pernyataan berbahasa Inggris yang berbunyi we will drown all of you in blood (kami akan tenggelamkan kalian dalam lautan darah).
Sementara itu, serangan udara negeri Pamam Sam itu ke Irak utara telah membantu pasukan Kurdi, Pesmergha merebut kembali wilayah yang sempat dikuasai mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah yang mengancam akan memasuki Baghdad.
Tidak seperti Al-Qaeda, mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah sejauh ini hanya fokus memerangi rezim Syi’ah di Iraq dan Suriah serta menguasai wilayah Iraq dan Suriah yang telah dideklarasikan pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H oleh Jubir ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnany, dan bukan serangan terhadap target-target Barat.
Namun, seiring serangan AS akhir-akhir ini ke wilayah Iraq utara, mujahidin Daulah Khilafah Islamiyyah akan mengambil tindakan pada kepentingan AS.
Sementara itu, seperti dilansir Reuters, Presiden AS Barack Obama dalam sebuah jumpa pers Senin (18/8/2014) waktu AS menyatakan bahwa IS telah menjadi ancaman bagi Iraq dan seluruh kawasan Timur Tengah. [GA/Ant/rol]