JAKARTA (Panjimas.com) – Kasus pelarangan jilbab dan busana muslimah di Bali yang disuarakan oleh Aliansi Hindu Muda Indonesia dan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) yang dipimpin Arya Wedakarna terus menuai protes dan kecaman dari umat Islam di Indonesia.
Sikap anti terhadap Islam bukanlah yang pertama kali ditunjukkan oleh Arya Wedakarna yang juga President World Hindu Youth Organisation (WHYO) ini. Lelaki berusia 34 tahun ini telah seringkali melecehkan Islam dan syari’at Islam. Sebelumnya, Arya menuding penyebar virus HIV/Aids di Bali adalah umat Islam.
“Kasus pelarangan kerudung di beberapa institusi di Bali oleh penganut hindu mencirikan 2 hal | intoleransi dan pelanggaran hak asasi. juga menunjukkan ketidakpahaman pemerintah daerah di Bali | bahwa kerudung dan jilbab bagi Muslimah itu bukan pilihan, tapi kewajiban,” tulis ustadz Felix Siauw dalam akun twitternya, pada Jum’at (15/8/2014).
Pria yang juga inspirator muda umat Islam ini juga menyatakan, “Jika dianggap tidak sesuai dengan kearifan lokal Bali, ini justru lucu dan absurd | atau malah mempertontonkan kesombongan lokal? sekarang menjadi jelas, bahwa isu toleransi hanya digunakan saat Muslim mayoritas | disaat Muslim minoritas, toleransi cuma isapan jempol”.
“Bila pemerintah pusat justru mendiamkan hal ini | justru inilah yang mengancam NKRI, dan lebih parah lagi, penistaan agama Islam. dengan alasan Indonesia bukan negara agama, kewajiban dalam Islam bisa dilarang | parahnya yang melarang malah atas nama agama tertentu?,” lanjutnya.
“Saat negara-negara Eropa yang mayoritasnya non-Muslim justru mulai mengakui hiijab | Indonesia khususnya Bali malah memasalahkan? gerakan anti-syariah di Bali ini bentuk ketakutan sekaligus kesombongan | pemerintah dan pihak berwajib harus turun tangan segera,” ujarnya.
“yang kita khawatirkan, bakal ada gerakan anti-hindu di wilayah lain di Indonesia | yang justru kontraproduktif bagi kerukunan umat beragama. lihatlah hal ini, toleransi Muslim yang sangat luar biasa pada ummat lain | selalu diusik dan diuji dengan keangkuhan sekelompok orang,” tandasnya.
“Bagi Muslim yang ada di Bali, semoga Allah beri kesabaran dan kebaikan | tidak mendapat kesulitan dalam agama, kecuali yang terpilih. menjadi Muslim di Indonesia | seolah asing di rumah sendiri. sometimes, being a Muslim in Indonesia | its like a stranger in your own home,” pesannya. [GA]