NEW YORK (Panjimas.com) – PembantaianZionis“Yahudi” Israel yang didukung oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap warga Gaza Palestina hingga sekarang ini terus dikecam dan dikutuk oleh umat Islam dan masyarakat dunia.
Seorang aktivis anti perang asal AS mengatakan, Israel dan AS harus dibawa ke pengadilan dan diadili atas kejahatan perang dan pembantaian massal yang terjadi di Gaza baru-baru ini. Pernyataan tersebut disampaikan Kenneth O’Keefe, seorang aktivis anti perang yang memiliki latar belakang kemiliteran.
“Amerika Serikat dan Israel adalah negara yang lebih dari negara lainnya di planet ini yang harus bertangung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan atas kehidupan manusia,” ujar Kenneth O’Keefe dalam wawancaranya dengan kantor berita Press TV pada kemarin, Kamis (14/8/2014) yang disiarkan Jum’at ini.
AS adalah pendukung keuangan utama bagi Israel. Untuk diketahui bahwa Washington telah menyumbangkan uang pajak AS untuk Tel Aviv dan bukan untuk kepentingan rakyat. “AS adalah salah satu sumber dana Israel, rakyat Amerika telah dibohongi selama puluhan tahun tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana uang pajak digunakan,” lanjut pria yang pernah menjadi salah satu penumpang di kapal Mavi Marmara 2010 silam.
Ia berkata, Amerika seperti halnya Eropa mengatakan tidak memiliki uang untuk pelayanan sosial, pendidikan, infrastruktur dan segala macam hal itu. Tetapi, mereka memiliki banyak uang untuk Israel. O’Keefe mengecam pula Mesir yang memihak Israel dalam kejahatan Zionis terhadap warga Palestina di Gaza dengan tetap menutup perbatasan Rafah. “Mesir telah menjadi mitra Israel,” tegasnya.
“Mereka tidak mengangkat pengepungan, mereka telah bekerja sama dengan Israel. Bahkan, mereka tampak seperti teman terbaik dan sekutu dalam menyebabkan penghancuran hak rakyat Palestina di Gaza untuk hidup bermatabat,” jelasnya.
Hingga hari Jum’at (15/8/2014) ini, pembantaian biadab yang dilakukan militer kaum Kafir Yahudi Israel pada warga Gaza memasuki hari ke-37 dan yang sudah membunuh lebih dari 1.962 orang, korban luka-luka lebih dari 10.193 orang. Korban luka-luka dan korban meninggal mayoritas dari mereka adalah anak-anak, wanita, orang cacat, lansia dan warga sipil pada umumnya. [GA/dbs]