JAKARTA (Panjimas.com) – Munculnya issue terkait bahaya Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam (ISIS) yang diberitakan secara massif dan sistematis media massa di Indonesia, oleh sejumlah fihak dinilai sebagai upaya pengalihan issue. Salah satu pihak yang menyatakan itu adalah Mantan Panglima TNI (Purn) Djoko Santoso.
Djoko Santoso menyatakan bahwa munculnya pemberitaan Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam/Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) atau Islamic State (IS) di Indonesia murni pengalihan issue belaka. Ia menanggapi sinis kekhawatiran sebagian pemerintah dan sebagian pihak adanya ISIS di Indonesia.
“Apa ada orang Iraq di sini. Ini kan bukan tanahnya orang Iraq, itu satu pengalihan perhatian dari masalah yang dihadapi bangsa ini,” ujarnya, pada Selasa (12/8/2014), seperti dilansir okezone.
Djoko pun tak ragu lagi kalau ISIS itu hanya sekadar pengalihan issue dari berbagai persoalan yang sedang terjadi di negeri ini, dimana kebetulan pemerintah sedang sibuk mengurusi urusan pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemberantasan korupsi.
“Itu bagian dari bentuk pengalihan (issue –red), tapi kita juga harus tetap waspada gitu ya. Bukan kita mengabaikan, tapi waspada, tapi juga mewaspadai itu pengalihan issue juga,” tegasnya.
Seperti diketahui bersama, pemberitaan terhadap ISIS belakangan ini menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. ISIS yang sejak 1 Ramadhan 1435 H atau akhir Juni 2014 telah dideklarasikan menjadi Khilafah Islamiyyah oleh Jubir ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnany telah menimbulkan pro kontra ditengah masyarakat Indonesia.
Bahkan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan kalau ISIS merupakan gerakan teroris dan berbahaya bagi NKRI.Tak hanya itu, BNPT yang selama ini dikenal sebagai musuh utama dan pertama bagi Islam dan umat Islam dengan program Deradikalisasinya pun akan mencabut kewarganegaraan orang yang gabung ke ISIS dan akan menindak siapa saja yang bergabung dengan ISIS.[GA]