BEKASI (Panjimas.com) – Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jatiasih Kota Bekasi, Kompol Imelda Sitohang mengatakan, kyai dan ustadz senior Kota Solo Raya, ustadz Afif Abdul Madjid ditangkap Densus 88 karena dituduh terlibat Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) di Indonesia.
“Tersangka seorang pria. Dia terlibat dalam aktivitas ISIS di Kota Bekasi. A masih berkaitan dengan merebaknya aktivitas ISIS di Bekasi selatan belakangan ini,” katanya usai penangkapan di sebuah Ruko Bagdad Kebab di Jatiasih Bekasi, pada Minggu (10/8/2014) dini hari seperti dilansir kantor berita Antara.
Dikatakan Imelda, pihaknya hingga kini masih mengamankan lokasi penggerebekan di sekitar lokasi karena diduga masih ada tersangka lain yang terlibat. “Untuk barang bukti yang kita dapat di lokasi penangkapan masih kita telusuri di TKP,” ujarnya.
Selain menuduh ustadz Afif terlibat ISIS, kepolisian dan Densus 88 juga menuduh alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Ponorogo itu sebagai pendana kegiatan syari’at i’dad di Aceh tahun 2010 lalu. “Tersangka adalah pendana kegiatan teroris di Aceh,” tuturnya.
…Biadab betul Densus itu, dia gak berani hadap-hadapan langsung. Dia nyuruh para preman sini untuk ngerjain ustadz (Afif –red), sedangkan mereka (Densus 88 –red) duduk-duduk di mobil. Dasar banci itu Densus, wanine (beraninya –red) cuma sama orang tua…
Menurutnya, ustadz Afif saat ini sudah dibawa Densus 88 ke Polda Metro Jaya setelah proses penangkapan yang berlangsung tanpa perlawanan. “Penangkapannya berlangsung tanpa ada perlawanan,” katanya.
Sementara itu menurut penuturan Ummi Nani, istri ustadz Afif, suaminya ditangkap dengan cara biadab dan tak berperikemanusiaan. Ummi tau persis kronologi kejadiannya karena saat diculik, ustadz Afif sedang bersama dengan istri dan menantunya untuk membeli kebab.
“Biadab betul Densus itu, dia gak berani hadap-hadapan langsung. Dia nyuruh para preman sini untuk ngerjain ustadz (Afif –red), sedangkan mereka (Densus 88 –red) duduk-duduk di mobil. Dasar banci itu Densus, wanine (beraninya –red) cuma sama orang tua,” ujar Ummi Nani kepada Panjimas.com, pada Sabtu (9/8/2014) malam melalui sambungan telefon.
Ummi Nani juga menjelaskan, ustadz Afif tidak membawa senjata tajam atau senjata api saat diculik para preman dan Densus 88. “Ndak bawa apa-apa ustadz tadi. Wong dari tadi ustadz sama ummi kok. Mereka langsung main ambil saja dengan cara kasar tanpa ada penjelasan dan surat penangkapan,” jelasnya.
…Ndak bawa apa-apa ustadz tadi. Wong dari tadi ustadz sama ummi kok. Mereka langsung main ambil saja dengan cara kasar tanpa ada penjelasan dan surat penangkapan…
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (baca; Anti Islam) Mabes Polri kembali berulah dengan menculik kyai dan ustadz senior Kota Solo Raya, ustadz Afif Abdul Madjid.
Densus 88 menculik ustadz Afif di di sebuah ruko penjual Kebab di Jalan Wibawa Mukti depan komplek Telkom Satwika Permai RT 03/ RW 01, Jatiluhur, Jatiasih, Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu (9/8/2014) malam. Bahkan kali ini, Densus 88 bekerjasama dengan para preman disekitar lokasi untuk menculik ustadz Afif. Saat diculik, ustadz Afif sedang bersama istri dan menantunya.
“Minta do’anya, ustadz Afif barusan tadi sekitar jam setengah sebelas (22.30 WIB –red) diambil sama Densus di daerah kompleks Telkom Jatiasih Bekasi,” ujar Ummi Nani, istri ustadz Afif kepada Panjimas.com, pada Sabtu (9/8/2014) malam melalui sambungan telefon.
“Tadi yang pertama kali ngambil ustadz (Afif –red) 3 orang preman. Mereka preman sini, saya tau itu, soale saya sudah sering melihat mereka. Awalnya bukan Densus yang dekati kami, tapi preman. Karena ustadz tinggi besar, maka mereka kemudian main kasar dengan nekan leher ustadz dan langsung memasukkan ustadz ke salah satu mobil dari 3 mobil yang sudah nunggu didepan toko kebab,” ujarnya. [GA]
BERITA TERKAIT: