PALEMBANG (Panjimas.com) – Fenomena munculnya perempuan memakai jilbab tapi menonjolkan lekuk tubuh dan mengundang fitnah yang kemudian di istilahkan dengan gaya “jilboos” ternyata tidak hanya melanda kota besar di pulau Jawa, di Palembang gaya tersebut juga sudah merambah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (MUI Sumsel), KH Sodikun melihat dan mengatakan bahwa gejala dan gaya “jilboobs” dengan menampilkan lekuk tubuh atau aurat tubuh yang seharusnya tertutup dengan busana muslimah sesuai syar’i bisa juga ditemukan di Palembang.
“Mereka ini adalah anak dan adik-adik kita yang berhijab dengan gaya atau style yang berpenampilan menarik namun menarik untuk hal-hal yang negatif. Seharusnya mereka berhijab secara syar’i, bergaya dan menarik minat untuk hal yang positif,” kata Sodikun, pada Jum’at (8/8/2014).
Sodikun mengaku prihatin dengan kondisi yang gaya “jilboobs” tersebut. “Kita patut memberikan apresiasi positif kepada adik-adik kita yang mau berhijab. Kwalitas jilbab yang mereka pakai seharusnya mampu meningkatkan kualitas ke-Islaman mereka yang sejalan dengan syari’ahnya,” ujarnya.
Menurut Sodikun, kini saatnya para ulama, ustadz, guru dan orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya mengenai etika berjibab yang benar sesuai syari’at. “Berhijab syar’i sesuai dengan etika, tidak boleh transparan dan menampakan lekuk tubuh atau aurat dengan memakai pakaian yang ketat,” katanya.
Sodikun menambahkan, munculnya gaya “jilboobs” di remaja putri dan bahkan orang dewasa karena derasnya informasi dari media massa yang kini mayoritas dikuasai oleh orang Yahudi dan Nashrani yang mereka terima terutama yang terkait dengan tokoh idola mereka yang memakai jilbab, namun dengan gaya “jilboobs” itu.
“Berjibab atau memakai hijab yang syar’i itu berpahala tetapi memakai jilbab dengan pakaian ketat dan transparan seperti gaya “jilboobs” itu berdosa,” tegas Sodikun. [GA/rol]