SOLO (Panjimas.com) – Sikap phobia (kebencian dan ketakutan yang berlebihan) sebagian pihak, elemen dan tokoh di Indonesia terhadap ISIS yang kini telah dideklarasikan menjadi Khilafah Islamiyyah oleh Jubir ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnany sejak tanggal 1 Ramadhan 1435 H atau akhir bulan Juni 2014 lalu semakin mengarah kepada islamophobia.
Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang memerintahkan untuk membakar bendera ISIS, yang disitu ada kalimat tauhid, Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Selain itu, Moeldoko juga menegaskan bahwa ISIS tidak boleh berkembang di Indonesia.
“Saya sampaikan, kalau perlu bakar benderanya (ISIS). Kita hanya punya bendera satu, Merah Putih, tidak ada bendera lain,” kata Moeldoko kepada media setelah memberikan pembekalan kepada ratusan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan 2014 di Aula Markas Komando Paskhas Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), pada Kamis (7/8/2014).
Menanggapi hal itu, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) menyatakan bahwa sikap Moeldoko yang menyerukan dan memerintahkan jajaran dan prajuritnya untuk membakar bendera tauhid jika masih berkibar di Indonesia merupakan tindakan yang tidak ada berdasar dan mencerminkan sikap tidak bijak seorang pemimpin.
“(Panglima TNI –red) Terlalu emosional dan tidak berdasar. Ia tidak memahami hakekat bendera tauhid yang merupakan panji Islam dalam perjuangan melawan kolonial Amerika (Serikat/AS –red) dan sekutunya,” kata Humas LUIS kepada Panjimas.com pada Sabtu (9/8/2014). [GA]