NUSAKAMBANGAN (Panjimas.com) – Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah (KemenkumHAM Jateng) mengatakan akan mengantisipasi berkembangnya paham dan para pendukung Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syria/Islamic State (ISIS/IS) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas/LP) yang ada di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jateng.
“Kemarin, teman-teman di Nusakambangan telah mengambil langkah-langkah antisipasi, terutama melaksanakan rapat koordinasi bersama seluruh kepala lapas di Nusakambangan di bawah koordinasi Kalapas Kelas I Batu,” kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil KemenkumHAM Jateng, Hermawan Yunianto di Cilacap, pada Senin (4/8/2014) melalui sambungan telefon.
Langkah itu diambil, menurut Hermawan terkait pemberitaan mengenai beredarnya foto ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) bersama narapidana (napi) Mujahid lainnya yang ada di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan untuk mengikuti, mendukung dan berbai’at kepada Khilafah Islamiyyah (dulunya ISIS) yang dipimpin oleh Khalifah Asy-Syaikh Abu Bakar Al-Baghdady.
Hermawan menambahkan, rapat koordinasi itu menghasilkan beberapa kesepakatan di antaranya petugas wanita dari sejumlah Lapas yang aktivitasnya tidak padat seperti Lapas Terbuka, sebagiannya akan diperbantukan di Lapas Pasir Putih untuk menggeledah wanita yang membesukpara napi Mujahid.
…Yang baik-baik dan sudah kooperatif harus disekat dari napi yang ideologis-ideologis. Saya sudah perintahkan Kalapas dan sudah dilakukan…
“Itu dilakukan karena tenaga wanita di Lapas Pasir Putih kurang, maka petugas wanita dari lapas-lapas lain di Nusakambangan diperbantukan ke Lapas Pasir Putih,” kata dia yang pernah menjabat Kalapas Kelas I Batu, Nusakambangan itu.
Selain itu, sebanyak 15 lulusan Akademi Ilmu Pemasyarakatan yang menjadi pegawai baru di sejumlah Lapas Nusakambangan akan diperbantukan ke Lapas Pasir Putih untuk melakukan pengamanan tambahan dan peningkatan kewaspadaan agar pengaruh ISIS atau Khilafah Islamiyyah tidak berkembang di pulau Nusakambangan.
“Sesungguhnya pengamanan di Lapas Pasir Putih sudah ketat karena menerapkan Super Maximum Security (SMS), tetapi kegiatan itu (bai’at yang dilakukan ustad ABB -red) terpisah, karena mereka berada di ruang tersendiri. Jadi, ketika mereka itu melakukan bai’at, petugasnya tidak ada yang tahu karena di dalam blok,” katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya pemisahan napi Mujahid yang telah berbai’at dengan yang tidak berbai’at dan juga napi umum, Herry mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan khusus. “Yang baik-baik dan sudah kooperatif harus disekat dari napi yang ideologis-ideologis. Saya sudah perintahkan Kalapas dan sudah dilakukan,” tutupnya. [GA/Ant]