WASHINGTON, AS (Panjimas.com) – Pesatnya perkembangan para mujahidin Sunni atau Ahlu Sunnah di Iraq dalam menguasai beberapa kota penting di Iraq dan juga markas militer rezim Syi’ah Iraq membuat gusar Washington.
Meski Amerika Serikat (AS) enggan menerjunkan kembali bala tentaranya ke Baghdad, namun negara Kafir penjajah itu berencana menjual 5.000 rudal Hellfire-nya ke Iraq guna membantu rezim Syi’ah Iraq melawan para mujahidin.
Mengutip pernyataan Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang dilansir AFP pada Selasa (29/7/2014), senjata mematikan tersebut senilai US$700 juta (Rp. 8,4 Triliun). Transaksi tersebut meliputi 5.000 rudal Hellfire AGM-114K/NR beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistiknya.
Transaksi tersebut merupakan transaksi terbesar Iraq sampai saat ini. “Misil Hellfire akan digunakan oleh Angkatan Bersenjata Iraq guna meningkatkan serangan darat yang sedang mereka lakukan,” terang DSCA.
Sementara itu, juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby kepada para wartawan mengatakan bahwa bulan Juli 2014 saja sudah 466 rudal Hellfire yang dikirimkan AS ke Iraq. Dan sejak Januari, sudah 780 rudal Helfire yang dikirim. [GA/IBMB]