SURABAYA (Panjimas.com) – Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) memprediksi penetepan 1 Syawwal 1435 Hijriyah atau Hari Raya Iedul Fitri tahun 2014 ini dalam perhitungan NU dan Muhammadiyah berpotensi akan jatuh pada waktu yang sama, yakni hari Senin 28 Juli 2014.
“Potensi kebersamaan Iedul Fitri itu untuk tahap awal dapat diketahui dari aspek hisab dalam komunitas NU,” kata koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jatim, HA Sholeh Hayat di Surabaya, pada Sabtu (26/7/2014) seperti dilansir Antara.
Menurut dia, ada tujuh hasil hitungan dengan tujuh sistem yang hasilnya mendekati kebersamaan tentang saat terjadinya ijtimak unnayyi ren (konjungsi saat matahari dan rembulan bertemu sebagai pertanda astronomi awal lahirnya hilal/bulan sabit).”Kitab Sullamun Nayyiren mencatat bahwa ijtimak terjadi pada pukul 04.45 WIB (pagi hari) dengan irtifak (ketinggian hilal) 6,42 derajat,” kata Wakil Ketua PWNU Jatim itu.
Selain itu, Kitab Fathurrouf fil Mannan mencatat bahwa ijtimak terjadi jam 04.27 WIB dengan irtifak hilal 6,27 derajat, lalu Kitab Irsyadul Murid mencatat bahwa ijtimak jam 5,43 WIB dengan irtifak hilal 3,28 derajat.
Selanjutnya, Kitab Irsyadul Jadid mencatat bahwa ijtimak terjadi jam 05.33 WIB dengan irtifak hilal 3,35 derajat, lalu Sistem Ephimeris Hisab Rukyat mencatat bahwa ijtimak terjadi jam 05.33 WIB dengan irtifak hilal setinggi 3,49 derajat.
…Potensi kebersamaan Iedul Fitri itu untuk tahap awal dapat diketahui dari aspek hisab dalam komunitas NU…
Berikutnya, sistem ephimeris mencatat bahwa ijtimak terjadi jam 05.44 WIB dengan irtifak hilal 3,30 derajat, lalu Sistem Accurate Time mencatat bahwa ijtimak sudah imkan rukyat di atas 3 derajat.”Imkan rukyat itu berarti posisi hilal/bulan sabit sangat mungkin dilihat dalam Rukyatul Hilal (melihat sabit secara kasat mata). Jadi, potensi kebersamaan itu sangat besar,” ujarnya.
Namun, walau dari aspek hitungan hisab bahwa hilal sudah dapat dilihat dalam Rukyatul Hilal, Nahdhiyyin (masyarakat NU) masih memerlukan satu tahap lagi sesuai syari’at yakni melakukan Rukyatul Hilal (pemantauan bulan sabit) itu.
“Untuk Jawa Timur, Rukyatul Hilal akan dilakukan pada 12 lokasi, yakni Tanjungkodok, Lamongan; Bukit Condro, Gresik; Pantai Ambet, Pamekasan; Pantai Gebang, Bangkalan; dan Pantai Nambangan, Kenjeran, Surabaya,” jelasnya.
Selain itu, menurut dia, di Pantai Serang, Blitar; Pantai Ngliyep, Malang Selatan; Pantai Gili Ketapang, Probolinggo; Pantai Nyamplong, Jember; Pantai Kalbut, Pasir Putih, Situbondo; Tanjung Awar-Awar, Tuban; dan Pantai Srau, Pacitan.
“Walau demikian, keputusan terakhir ada pada Sidang Itsbat Menteri Agama pada Minggu (27/7/2014) pukul 19.30 WIB. InsyaAlllah rukyat berhasil di antara 61 lokasi se-Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawwal 1435 Hijriyah jatuh pada tanggal 28 Juli 2014 berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal.Berdasarkan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal tersebut mencatat bahwa ijtimak menjelang Syawal 1435 Hijriyah terjadi pada 27 Juli 2014 pukul 05.43.39 WIB atau pagi hari yang berarti sudah terjadi ijtimak, karena ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. [GA]