MESIR (Panjimas.com) – Ansharu Daulah Islamiyyah di Mesir pada Selasa (22/07/2014)) menyatakan bertanggung jawab terhadap sejumlah serangan yang terjadi di Al-Farafrah Wady Al-Jadid Mesir, serangan tersebut menewaskan 22 polisi penjaga perbatasan.
Dalam akun Twitter yang diyakini milik mereka, disebutkan, bahwa mereka bagian dari Khilafah Islamiyyah yang baru dideklarasikian, dan mereka telah berbaiat kepada Syaikh Abu Bakar Al-Baghdady sebagai khalifah.
Mujahidin menjelaskan bahwa penyergapan dan serangan ini, sebagai balasan atas tindakan semena-mena militer Mesir terhadap mujahidin, dengan ditangkapanya para mujahidin yang melewati wilayah tersebut,
“maka kami berkewajiban untuk berkorban karena Allah Ta’ala untuk membalasa perlakuan-perlakuan keji pasukan keamanan terhadap mujahidin di penjara Abu Zaabal dan Al’Azuuli, “ ungakapnya.
Maka para mujahidin kelompok pertama pun memualai serangan dengan menembakkan RPG, yang mengakibatkan hancurnya gudang penyimpanan senjata yang dgunakkan untuk pembunuhan dan penyiksaan mujahidin, kemudian menyergap pimpinan mereka, kemudian kelompok kedua menyerbu mereka dengan senjata Geranov dan Kalashanikov, dan menewasakan seluruh batalion yang berada di sarang pembantaian ini, serta para ujahidin tidak meninggalakan tempat ini melainkan setelah yakin terbunuhnya semua pasukan perbatasan.
Dalam rilisan tersebut, mujahidinjuga meminta kepada seluruh masyarakat umum untuk menolak wajib militer, baik dalam angkatan bersenjata maupun Kementrian Dalam Negri, dan enekan anak mereka untuk keluar dari pekerjaan ini, karena selanjutya pasti mereka akan berhdapan dengan mujahidin.
[AH/masryyoum]