MATARAM (Panjimas.com) – Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), AKBP Muhammad Suryo, membenarkan bahwa tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (baca; Anti Islam Mabes Polri masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah orang yang diperkirakan bersembunyi di Pulau Sumbawa dan Bima.
Sebelumnya, Densus 88 telah menangkap 2 orang pada Sabtu (19/7/2014) pagi sekitar jam 10.00 WITA ketika mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Alas Barat, Sumbawa, NTB. 2 orang yang ditangkap bernama Adham Halik dan Agus Salim.
“Betul, tim Densus sekarang masih di lapangan. Cuma tidak berada di lokasi kejadian penangkapan yang terjadi kemarin (Sabtu, 19/7/2014). Diduga terduga teroris lainnya lari ke lokasi lain,” kata Suryo, di Mataram, pada Minggu (20/7/2014).
Kapolda NTB, kata Suryo, belum berani memastikan berapa jumlah rekan dari 2 orang yang ditangkap Densus 88 dan yang ikut diamankan tersebut karena anggota masih melakukan pengejaran. Kedua orang yang ditangkap itu, lanjut Suryo, merupakan target operasi (TO) Mabes Polri karena diduga terlibat perampokan Kantor Pos Parung pada Februari 2013, dalam rangka menghimpun fa’i.
Selain itu, mereka juga dituduh terlibat perampokan di BRI Jekerto Grobongan, bersama jaringannya pada Maret 2013, dengan tujuan menghimpun fa’i. “Keduanya masuk dalam TO Mabes Polri karena terlibat sejumlah kasus perampokan di sejumlah wilayah dalam rangka menghimpun fa’i,” bebernya.
Mengenai lokasi penahanan 2 orang yang sudah ditangkap, Suryo mengaku belum bisa memastikan apakah dibawa langsung ke Mabes Polri atau ke Polda lainnya. “Tidak ada di Polda NTB, mungkin dibawa ke Mabes atau bisa juga ke Polda lainnya karena terkait dengan beberapa kasus perampokan yang melibatkan kedua tersangka,” ujarnya.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, Densus 88 kembali menangkap 2 orang di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena keduanya dituduh terlibat fa’i bersama Abu Roban yang sudah dibunuh Densus 88 di Batang Jateng pada 2013 lalu dan terlibat jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah Asy-Syarqi alias Santoso di Poso, Sulteng. [Ghozi Akbar/dbs]