JAKARTA (Panjimas.com) – Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan akan mewaspadai pergerakan pendukung kelompok jihad Daulah Islam Iraq dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) di Jakarta dan NTB, dan yang kini telah dideklarasikan menjadi Khilafah Islamiyyah oleh Jubir ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani pada tanggal 1 Ramadhan 1435 Hijriyah atau 30 Juni 2014 yang lalu.
Statemen Sutarman ini didasari atas temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentang adanya pergerekan ISIS di Jakarta dan NTB. Meski secara hukum di Indonesia mereka yang membentuk kelompok pendukung ini tidak dapat dipidana, Polri tetap merasa perlu mewaspadai gerak-gerik kelompok tersebut karena menurut Sutarman kelompok ini sangat berbahaya.
“Perlu diwaspadai,” tegas mantan Kabareskrim Mabes Polri itu, di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2014) lalu seperti dilansir detik.
Sutarman tidak merinci berapa orang warga negara Indonesia yang telah masuk ke negara Iraq dan Suriah yang tengah berkecamuk konflik perang itu. Alasannya, informasi tersebut bagian dari konsumsi pihaknya saja. Termasuk saat disinggung visa yang digunakan mereka untuk pergi ke negeri Syam tersebut.
“Itu masih menjadi rahasia kita,” kata Sutarman menjawab singkat.
Sementara itu, sumber detik.com di kepolisian mengatakan jumlah mereka yang tercatat berangkat ke Suriah sebanyak 42 orang. Mereka menggunakan berbagai macam visa untuk sampai ke wilayah yang kini disebut-sebut sebagai ladang jihad. “Ada visa pendidikan, ada juga yang bantuan sosial dan kemanusiaan,” bisik perwira polisi tersebut. [Ghozi Akbar]